Wednesday, May 4, 2016

'Mencetak' Anak Cerdas Itu Bukan dengan Buru-buru Mengajarkan Calistung


Mencetak Anak Cerdas Itu Bukan dengan Buru-buru Mengajarkan CalistungJakarta, Orang tua terkadang merasa bangga jika anaknya yang masih berusia balita ataupun batita sudah bersekolah. Kebanggaan makin membuncah ketika si balita sibuk belajar membaca dan berhitung (calistung). Nah, apakah buru-buru menyekolahkan anak sehingga anak lebih cepat belajar calistung merupakan langkah tepat 'mencetak' anak yang cerdas?

"Kalau perkembangannya normal, mungkin tidak berpengaruh negatif. Tetapi, kalau ada keterlambatan dan terus dipaksakan saat umur 4 atau 5 tahun jelas berpengaruh negatif pada anak," kata Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K) dari RSUD Soetomo Surabaya.

Kegiatan membaca, menulis dan menghitung pada anak usia 6 tahun harus diberikan secara selektif dan tidak bisa diberikan kepada semua anak. Sehingga, cara tersebut tidak menjadi alat evaluasi kemajuan anak yang berumur di bawah 6 tahun. 

"Secara umum, kegiatan membaca, menulis dan menghitung dilakukan pada anak usia 6 tahun ke atas. Untuk 6 tahun ke bawah diajarkan untuk membina perilaku dan lingkungan mereka seperti di Jepang," lanjut dokter yang akrab disapa dr Wawan saat berbincang dengang detikHealth beberapa waktu lalu.

Sebenarnya tidak apa-apa memasukkan anak ke sekolah sejak dini. Tapi perlu dilihat juga, apa yang diajarkan pada anak. Ini untuk memastikan anak-anak tidak 'dipaksa' belajar membaca, menulis dan berhitung sebelum usianya.

Di Jepang, anak-anak prasekolah dan taman kanak-kanak (TK) memang tidak diajarkan untuk menulis, membaca ataupun menghitung. Namun, mereka lebih diajarkan untuk membina hubungan dengan orang lain serta lingkungan sekitarnya.

"Sudah jelas, cara itu menjadi brand development yang yang benar karena masa itu masa di mana dia bukan mengerjakan sesuatu rumit yang dilakukan usia 6 tahun ke atas. Untuk struktur otaknya juga belum sampai ke situ," tutur dr Wawan. 

dr Wawan menyayangkan jika ada TK ataupun pendidikan anak usia dini (PAUD) yang sudah mengajarkan baca tulis dan hitung pada anak-anak. dr Wawan juga menyayangkan beberapa sekolah dasar (SD) yang memberi persyaratan pada calon siswanya untuk sudah bisa membaca dan menulis. Inilah yang kemudian memunculkan TK ataupun PAUD yang mengajarkan baca tulis hitung.

Kendati demikian, menurut dr Wawan, saat ini mulai bermunculan prasekolah dan TK yang lebih mengajarkan cara membina hubungan dengan orang lain dan lingkungan. Karena itu, sebelum memasukkan anak ke sekolah, carilah informasi sebanyak-banyaknya terkait kurikulum dan materi ajarnya.

No comments: