Monday, October 28, 2013

Studi: Tanpa Disadari Posisi Tidur Ini Bisa Tingkatkan Gairah Bercinta

Setiap orang tentu memiliki posisi tidur favorit yang sesuai dengan kenyamanannnya masing-masing. Namun jika Anda dan pasangan sah ingin meningkatkan gairah bercinta, ada baiknya mencoba posisi tidur ini pada malam-malam sebelumnya.
Dilansir LimeLife, Minggu (27/10/2013), posisi tidur dengan tengkurap merupakan posisi terbaik yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami mimpi erotis dan pada akhirnya membantu meningkatkan gairah seseorang untuk bercinta. Sehingga pasangan suami istri yang sedang jenuh atau mengalami penurunan gairah bercinta bisa melakukannya untuk memperbaiki hubungan.

Peneliti dari Shue Yan University, Hong Kong, Calvin Kai-Ching Yu, melakukan survei pada 670 responden di mana dua pertiga di antaranya adalah perempuan. Seluruh responden ini ditanyakan mengenai mimpi apa yang mereka alami dan posisi tidur apa yang mereka gunakan di malam hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidur dengan posisi tengkurap lebih mungkin untuk melaporkan munculnya gairah bercinta. Hal ini dimungkinkan bahwa ketika tidur tengkurap organ intim Anda akan berhadapan langsung dengan tempat tidur. Anda juga akan lebih sulit untuk bernapas, sama seperti ketika sedang bercinta.

Para peneliti percaya kondisi ini berhubungan dengan fakta bahwa ketika Anda tidur dengan posisi tengkurap, maka Anda akan mendapatkan lebih sedikit udara, sehingga akan lebih sulit untuk bernapas. Jika Anda dan pasangan ingin menambahkan variasi lain, cobalah untuk menambahkan tumpukan bantal di bawah selangkangan.

"Saya percaya, selama tidur otak tidak benar-benar terlepas dari dunia luar, sehingga kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh posisi saat tidur pun bisa mempengaruhi apa yang tubuh rasakan," ungkap Kai-Ching Yu.

Wednesday, October 16, 2013

5 Keuntungan Saat Menahan Hasrat Bercinta

Bagi yang sudah berpasangan, hubungan seks secara rutin banyak dianjurkan karena selain menjaga keharmonisan juga bisa memberikan manfaat kesehatan. Namun bagi yang jauh dari pasangan, menahan hasrat bercinta juga ada manfaatnya.

Beberapa manfaat dari puasa seks adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari Yourtango, Rabu (16/10/2013).


1. Tubuh semakin kuat
Beberapa ahli berpendapat, impuls atau rangsangan seksual dalam jangka panjang bisa melemahkan tubuh. Dalam kaitannya dengan kesehatan, beberapa penyakit diyakini datang karena terlalu memanjakan impuls tersebut. Berdasarkan teori tersebut, puasa seks selama beberapa waktu bisa memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memperkuat daya tahannya sendiri.

2. Makin menghargai diri sendiri
Banyak orang sulit menerima diri apa adanya, khsususnya jika sudah menyangkut pendapat orang. Menghindari seks untuk sementara waktu berarti semakin mendekatkan diri dengan diri sendiri dan pada saat itu perasaan insecure dan tidak percaya diri akan berkurang. Singkatnya, akan semakin menyayangi diri sendiri.

3. Menjaga tubuh tetap ramping
Meski banyak yang menyamakan seks dengan olahraga, bukan berarti bila tidak dilakukan maka tumbuh akan gemuk. Justru saat seseorang jauh dari pasangan, godaan untuk makan enak berduaan akan berkurang sehingga berat badan lebih terjaga. Jadi, tidak usah mengeluh kalau hanya sementara waktu harus puasa seks.

4. Belajar menemukan kepuasan sendiri
Beberapa orang akan melakukan masturbasi saat jauh dari pasangan. Kalaupun harus dilakukan, tidak masalah karena tidak ada penelitian yang menunjukkan efek samping dari masturbasi selama tidak berlebihan. Justru, sensasi memuaskan diri sendiri kadang 'berbeda' kalau tidak ingin dibilang lebih menantang.

5. Tak khawatir ada yang hamil
Bagi pasangan baru menikah, hamil dan punya anak tentu sangat membahagiakan. Namun bagi yang sudah punya anak dan ingin membatasi kelahiran, tentunya tidak akan berharap mengalami kehamilan yang tidak direncanakan. Puasa seks saat jauh dari pasangan bisa mencegah risiko tersebut.

Monday, October 14, 2013

Risiko Makan Daging Kambing Berlebih, dari Ambeien Sampai Kolesterol Tinggi

Banyak orang merayakan Idul Adha dengan membuat makanan yang terbuat dari daging kambing seperti sate dan gulai. Tapi hati-hati, terlalu banyak mengonsumsi daging kambing justru akan mengacaukan.

"Dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Nanti kalau sembelit susah buang air besar dan berdarah, maka akan mengakibatkan ambeien," kata dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP dalam rilisnya yang diterima seperti ditulis Senin (14/10/2013).

dr Ari menambahkan jika orang yang bersangkutan mempunyai penyakit GERD, penyakit di mana asam atau isi lambung berbalik arah ke esophagus lalu ke tenggorokan maka kemungkinan GERDnya akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan GERD.

Selain sembelit dan memperparah GERD, dr Ari juga mengingatkan bahwa konsumsi berlebih daging kambing bisa menimbulkan efek jangka
panjang yaitu meningkatnya kadar lemak dan kolesterol darah.

Menurut dr Ari, daging kambing seperti daging merah lainnya yang berjadar lemak tinggi. Apalagi lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh.

"Lemak jenuh ini banyak mengandung lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita. Selain lemak, daging kambing juga
mengandung protein hewani yang dibutuhkan untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun," jelas dr Ari.

Sunday, October 13, 2013

Yuk, Ajari Anak Beri Pertolongan Pertama pada Orang Lain

Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi saat anak-anak tidak didampingi orang tuanya. Misalnya saja terjatuh, mimisan, atau terbentur. Oleh karena itu, penting memberi pengetahuan anak tentang pertolongan pertama yang bisa diberikan ketika mereka sakit.

"Pertolongan pertama penting tidak hanya bagi mereka sendiri tapi juga ketika ada temannya yang sakit atau terluka. Namun ini hanya bersifat pertolongan dini saja, yang penting mereka harus segera minta bantuan orang yang lebihg dewasa," kata dr Rohana Damanik.

Hal itu disampaikan dr Ana saat melatih peserta First Ai
d Children Class di Gran Melia Hotel Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Minggu (13/10/2013). Berikut ini pertolongan pertama yang bisa diajarkan pada anak-anak supaya mereka bisa menolong teman atau dirinya sendiri ketika sakit atau terluka:

1. Terkena air panas
Siram luka bakar dengan air yang mengalir selama sepuluh menit. Setelah itu, supaya tidak kotor, tutup luka dengan plastik atau handuk yang bersih. Namun sebetulnya untuk mengatasi luka bakar cukup dengan menyiramnya menggunakan air mengalir.

2. Mimisan
Beradalah pada posisi duduk lalu pencet bagian bawah hidung dengan kepala agak menunduk sedikit.

3. Tersedak
Jika sedang bersama dengan temannya, sebaiknya si anak bertanya dulu 'kamu kenapa' kepada si teman. Sebab, terkadang ada anak yang jahil berpura-pura tersedak. Untuk menolong teman yang tersedak, pukul punggung menggunakan bagian bawah telapak tangan sebanyak lima kali, jika tidak berhasil ulangi lagi lima kali.

4. Terluka
Anak-anak sebaiknya tidak menggunakan rivanol atau alkohol. Pokok dari penanganan luka adalah memberhentikan pendarahan. Maka, sebagai pertolongan pertama cukup gunakan plester untuk menutup luka yang kecil.

5. Terbentur
Kompres bagian yang terbentur dengan sesuatu yang dingin, tidak harus es batu, misalnya botol air es juga bisa digunakan

Friday, October 11, 2013

Ayah yang Baik Dapat Ditentukan dari Ukuran Testis

Atlanta, Pernah ada penelitian yang mengukapkan seorang pria yang memiliki kadar hormone testosteron yang rendah ternyata dapat diandalkan menjadi ayah yang hebat. Sebuah penelitian terbaru menemukan hal termutakhir: pria dengan ukuran testis yang lebih kecil bisa jadi orang tua yang lebih baik.

Penelitian ini menemukan pria bertestis kecil cenderung lebih banyak dilibatkan dalam aktivitas parenting seperti merawat anak. Studi ini membenarkan anggapan adanya trade-off antara hasrat bercinta dan kegiatan parenting pada pria yang sudah memiliki anak.

Hormon testosteron pria akan menurun setelah memiliki anak. Akibatnya, insting seksualnya turut menurun. Menurut para peneliti, hal ini menyebabkan pria dapat menyalurkan energinya untuk merawat anak.

dr James Rilling dari Atlanta’s Emory University, AS, berusaha mencari tahu hubungan antara ukuran testis dengan parenting. Volume testis seorang pria menentukan produksi sperma dan hormon testosteronnya. Penelitian ini ia lakukan pada 70 orang ayah berusia 21-43 tahun, yan
g anak-anaknya masih kecil.

Dengan menggunakan scan MRI, Rilling mengukur testis mereka dan menghubungkannya dengan reaksi otak yang menunjukkan insting ke-orangtua-an mereka. Dalam tahapan penelitian, mereka diperlihatkan foto anak mereka masing-masing, foto anak orang lain, dan foto orang dewasa lainnya. Demikian dilansir Mirror, Jumat (11/10/2013).

Saat melihat foto anak mereka sendiri, peneliti melihat reaksi otak yang lebih besar pada pria yang memiliki testis lebih kecil. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki respons yang lebih baik terhadap anak mereka.

"Hubungan antara ukuran testis dan aktivitas otak dalam respons kegiatan parenting, membenarkan anggapan tentang trade-off antara hasrat bercinta dan menjadi orang tua," ungkap Rilling.

Tuesday, October 1, 2013

Menkes: Rokok Ditolak di Mana-mana, Indonesia Jadi Tempat Sampahnya

Terkait pengendalian rokok dan tembakau, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi kembali menyampaikan uneg-unegnya. Kali ini berkaitan dengan beberapa pihak yang masih keberatan untuk menyetujui FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).

Menurut Menkes, beberapa kalangan menolak FCTC karena menganggap konvensi ini bakal membuat Indonesia didikte oleh pihak asing. Bagi Menkes sendiri, justru dengan menjadi bagian dari konvensi tersebut maka Indonesia tidak akan menjadi sasaran produk rokok.

"Rokok sudah ditolak di semua negara, Indonesia-lah yang jadi tempat sampah," kata Menkes usai melantik sejumlah pejabat eselon II di Gedung Kementerian Kesehatan, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2013).

Menkes juga berpendapat Indonesia justru bisa memberi masukan positif terkait pengendalian tembakau jika menyetujui FCTC. Terlebih, Indonesia juga terlibat dalam pembahasannya. Karena itu, Menkes keberatan jika FCTC disebut sebagai produk asing.


Islamic Solidarity Games 2013 Sukses Tanpa Sponsor Rokok

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengapresiasi penyelenggaraan 3rd Islamic Solidarity Games di Palembang, Sumatera Selatan. Gelaran olahraga yang diikuti 50 negara berpenduduk Islam itu tidak disoponsori oleh produk rokok.

"Yang amat menarik dan patut diapresiasi adalah kebijakan bahwa 3rd Islamic Solidarity Games 2013 adalah pesta olahraga bebas asap rokok," tulis Prof Tjandra Yoga dalam emailnya kepada wartawan.

Prof Tjandra mengatakan dalam kunjungannya ke daerah Jakabaring, Palembang, ada larangan merokok di semua kawasan olahraga. Aktivitas berjualan rokok juga dilarang, sementara iklan rokok tidak ditemukan dalam pengamatan Prof Tjandra.

Atas kebijakan ini, Prof Tjandra mengaku sudah menyampaikan surat apresiasi ke ketua pelaksana. Sebelumnya, Indonesia juga sukses menggelar SEA Games tanpa menggunakan sponsor rokok.