Tuesday, November 27, 2012

Seks Hebat tapi Tetap Aman dengan 4 Cara Ini

Kondom seringkali diabaikan oleh pasangan muda demi mencapai kepuasan seksual. Padahal wanita muda berisiko paling tinggi untuk mengalami kehamilan tak disengaja (accidental pregnancy) dan infeksi menular seksual (STI).

Namun kini kedua risiko itu bisa dicegah dengan penggunaan kondom dan hormonal birth control pada waktu yang bersamaan (dual protection). Hanya saja lagi-lagi upaya ini terganjal oleh temuan sebuah studi terbaru dari Northern California yang menunjukkan bahwa banyak wanita muda (berusia 15-24 tahun) dilaporkan kesulitan menggunakan keduanya secara bersamaan, bahkan hanya 5 persen dari 1.000 partisipan wanita yang memanfaatkan keduanya.

Meski awalnya penggunaan metode pengendali kelahiran baru menginspirasi para partisipan untuk menggandakan perlindungan yang digunakannya, tapi berbulan-bulan kemudian banyak dari mereka yang berhenti memakai kondom, menyetop pemakaian metode pengendali kelahiran atau bahkan keduanya, terutama ketika disibukkan dengan pekerjaan atau urusan rumah tangga.

Padahal risikonya perlu diwaspadai dengan seksama, di antaranya:
- 1 Dari 30 wanita berusia 15-24 tahun berpeluang terserang STI seperti chlamydia atau gonorrhea
- 1 Dari 20 wanita muda berpeluang hamil akibat bercinta selama terjadinya siklus menstruasi dan 1 dari 4 wanita berpeluang hamil selama masa ovulasi

Lalu apa yang bisa dilakukan? Simak 4 langkah sederhana untuk memberi perlindungan ganda bagi wanita saat bercinta agar terhindar dari risiko-risiko di atas seperti halnya dikutip dari care2, Senin (26/11/2012).

1. Bicarakan tentang kondom dengan pasangan
Jika pasangan enggan menggunakannya, cari tahu apa penyebabnya. Mungkin Anda bisa memecahkan masalah itu dengan mencari kondom yang terbuat dari berbagai bahan atau tekstur. Kalau perlu bawa pasangan ke klinik atau dokter spesialis agar Anda berdua dapat berkonsultasi tentang penggunaan kondom dan metode pengendali kelahiran secara bersamaan.

Lagipula peluang seseorang terkena infeksi menular seksual itu sama saja, tak peduli seberapapun setianya mereka. Untuk itu memakai kondom setiap kali Anda bercinta adalah satu-satunya cara untuk mengurangi peluang itu.

2. Carilah metode pengendali kelahiran yang pas
Cobalah berbagai metode pengendali kelahiran hingga Anda menemukan yang paling pas atau bekerja efektif untuk tubuh dan gaya hidup Anda. Anda bisa mengkonsultasikannya dengan dokter terlebih dulu dan dia pun bisa membantu memastikan bahwa Anda akan tetap aman atau terlindungi meski Anda tengah mencoba metode baru.

3. Terus gunakan kondom
Mulai memakai metode pengendali kelahiran hormonal atau jangka panjang memang bisa membantu mencegah kehamilan tapi baik Anda ataupun pasangan masih bisa terkena infeksi. Jadi jangan pernah berhenti memakai kondom hanya karena Anda mulai memakai pengendali kelahiran.

Tak peduli Anda setia pada satu pasangan dan sama-sama telah menjalani tes untuk memastikan Anda berdua terbebas dari STI, tetap gunakan kondom.

4. Jangan berhenti memakai metode pengendali kelahiran tanpa berbicara dengan dokter atau siapkan rencana cadangan
Kondisi ini diperuntukkan bagi wanita yang awalnya menggunakan kondom dan mengonsumsi pil pengendali kelahiran lalu lama-kelamaan berhenti menggunakan kondom dan minum pil sekaligus. Untuk menghindari ketidakamanan dan frustasi saat bercinta maka tanyakan pada dokter kapan waktu yang tepat untuk memulai metode baru jika ternyata metode yang lama tak begitu Anda sukai.

Kalaupun Anda punya pertanyaan atau kekhawatiran terhadap metode lama dan bermaksud menghentikannya, segera ajukan juga pada dokter Anda.

Lagipula berbagai efek samping akibat gonta-ganti metode pengendali kelahiran masih bisa dikendalikan atau hilang dengan sendirinya. Bisa juga dengan menemukan metode yang lebih gampang dipakai atau efek sampingnya lebih sedikit.

Yang terpenting ketika Anda menghentikan metode pengendali kelahiran, segera gunakan kondom dan setiap kali Anda bercinta untuk mencegah kehamilan hingga Anda menemukan metode yang lebih baik.

Wednesday, November 14, 2012

Agar Tubuh Kembali Kuat Setelah Sakit, Lakukan 7 Langkah Ini

Ketika sistem kekebalan atau sistem imun tubuh tidak lagi mampu melawan serangan virus, bakteri, dan parasit penyebab penyakit, seseorang akan jatuh sakit. Setelah menyelesaikan pengobatan, Anda harus segera memperbaiki sistem imun agar segera mendapat perlindungan kembali.

Seperti dilansir naturalnews, Senin (12/11/2012), lakukan 7 langkah untuk memperbaiki sistem imun berikut selama masa pemulihan:

1. Minum jus sayuran
Seseorang dapat kehilangan nafsu makannya ketika sedang sakit, sehingga dirinya memerlukan pendongkrak nafsu makan agar tubuh kembali mendapatkan nutrisi penting dari makanan. Minum jus sayuran dapat meningkatkan nafsu makan dan mempromosikan penyerapan nutrisi makanan dengan lebih sempurna.

Tubuh yang telah mendapatkan asupan nutrisi, dapat membangun kembali sistem imun yang rusak karena sakit. Sehingga Anda akan cepat pulih dari sakit dan sistem imunitas tubuh dapat kembali memberikan perlindungan terhadap serangan virus dan bakteri penyakit.

2. Diet makanan sehat
Anda perlu mengonsumsi makanan yang lebih sehat selama masa penyembuhan dari sakit, seperti memperbanyak makan sayuran organik, tidak makan makanan olahan, dan menghindari gula atau pemanis buatan.

Sistem imun yang masih lemah, belum mampu menangkis efek buruk dari makanan olahan dan makanan manis. Sehingga memperbaiki diet dapat membantu memulihkan kembali sistem imunitas tubuh.

3. Menambah asupan magnesium
Sekitar lebih dari 300 fungsi metabolisme tubuh memerlukan magnesium agar dapat bekerja dengan baik. Tetapi sebagian besar orang kekurangan magnesium, hingga sistem imun mendapatkan beban yang lebih besar dalam menjaga metabolisme tubuh dari serangan penyakit.

Oleh karena itu, Anda perlu menambah asupan magnesium melalui diet makanan seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Magnesium ini juga terlibat dalam kemampuan tubuh menyerap vitamin C dan D yang sangat penting.

4. Probiotik
Meskipun banyak suplemen probiotik yang baik untuk Anda, beberapa ahli kesehatan menyarankan untuk tidak terus-menerus bergantung pada probiotik. Probiotik harus digunakan selama atau setelah masa penggunaan antibiotik saja.

Para ahli memperkirakan bahwa bakteri probiotik terlibat hingga 60 sampai 80 persen dari total sistem kekebalan tubuh. Anda juga dapat mengonsumsi probiotik dalam jumlah yang normal sehari-hari untuk membantu kelancaran pencernaan.

5. Bawang putih
Cobalah untuk makan bawang putih mentah yang dicampur dengan madu atau menambahkannya ke dalam makanan. Bawang putih telah dikenal selama berabad-abad sebagai antibiotik alami yang mampu memulihkan kembali sistem kekebalan tubuh Anda.

6. Menjaga kesehatan hati
Hati adalah organ tubuh yang paling penting untuk detoksifikasi atau menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Jaga kesehatan hati dengan menghindari obat penghilang rasa sakit seperti acetaminophen Tylenol dan menghindari konsumsi alkohol dan pemanis buatan.

7. Membersihkan kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening harus dibersihkan dari tumpukan racun agar kondisi kesehatan Anda segera pulih kembali. Cara yang tepat untuk membersihkan kelenjar getah bening adalah dengan memompa racun keluar dari kelenjar getah bening, yang dapat dilakukan dengan cara berolahraga seperti berjalan, berlari, atau loncat-loncat ringan.

Sunday, November 4, 2012

Satu Jam Pertama Tentukan Masa Depan Bayi Seumur Hidupnya

Bayi yang baru lahir memiliki kondisi fisik yang lemah. Masa-masa yang singkat ini sangat penting bagi perkembangan individu di masa depan. Apabila tidak ditangani dengan baik, akibatnya bisa fatal.

"Setiap bayi baru lahir harus mengalami proses adaptasi dari kehidupan janin di dalam rahim ibu menjadi bayi. Ada fase transisi agar bayi baru lahir ini dapat menjadi stabil kondisinya," kata dr Risma Kerina Kaban SpA dari Departemen Kesehatan Anak FKUI-RSCM dalam acara Guest Lecture “How to Manage Long Term for High Risk Baby” di Aula FKUI, Jumat (2/11/2012).

Dr Risma menjelaskan bahwa pada bayi baru lahir, masa 1 jam pertama kehidupan sangat krusial. Apabila penanganannya gagal atau kurang optimal, bisa mengakibatkan kematian bayi. Kalaupun bisa bertahan hidup, bayi tetap berisiko terganggu pertumbuhannya dan akan mempengaruhi perkembangannya untuk jangka panjang.

Pada bayi lahir normal, penanganannya akan lebih sederhana. Tapi pada bayi prematur, yaitu yang dilahirkan saat usia kehamilan kurang dari 36 minggu, kasusnya bisa jadi lebih rumit. Perkembangan fisik bayi prematur tidak sebagus bayi normal, sehingga tubuhnya lebih rentan.

"Tata laksana pada jam-jam pertama periode kritis berefek langsung pada dampak jangka panjang bayi dengan berat lahir rendah," imbuh dr Risma.

Menurut dr Risma, 90% bayi baru lahir sedikit atau tidak memerlukan bantuan pernapasan sama sekali. Sisanya sebanyak 10% memerlukan bantuan untuk memulai pernapasan, atau bahkan memerlukan tindakan medis secara lengkap.

Pada bayi-bayi yang berisiko tinggi ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama 1 jam awal kehidupannya, yaitu:

1. Suhu
Suhu bayi harus hangat dan idealnya ditempatkan dalam suhu 36,5-37,5 derajat Celcius. Apabila suhunya di bawah 32 derajat Celcius, bayi berisiko kena hipotermia berat dan memerlukan perawatan intensif secepatnya.

2. Respirasi
Bayi baru lahir yang tidak bugar perlu mendapatkan resusitasi aktif dan dipantau saturasi oksigennya. Bayi prematur seringkali perlu mendapat bantuan oksigen, tetapi tidak boleh berlebihan sebab dapat memicu Hiperoksemia yang dapat memebentuk racun radikal bebas.

3. Sirkulasi
Sirkulasi darah bayi prematur kurang begitu baik sehingga seringkali memicu timbulnya syok. Penyebabnya juga bisa bermacam-macam, mulai dari akibat gagal jantung, infeksi, hingga kekurangan cairan antar sel.

4. Glukosa
Bayi lahir prematur atau yang memiliki berat lahir rendah berisiko mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah yang rendah. Oleh karena itu, bayi perlu mendapat terapi agar mempertahankan gula darahnya tetap stabil.