Monday, December 12, 2016

Saat Kakak dan Adik Berseteru, Bagaimana Baiknya Orang Tua Bersikap?


Saat Kakak dan Adik Berseteru, Bagaimana Baiknya Orang Tua Bersikap?Jakarta, Adik mengaku dipukul sang kakak, atau sebaliknya si kakak mengadu dipukul oleh adiknya. Situasi seperti itu bisa terjadi, terutama ketika kakak dan adik memiliki beda usia yang tak terlalu jauh.

Dalam menyikapinya, ada orang tua yang langsung menyalahkan pihak yang 'salah'. Atau sebaliknya, ayah dan ibu melakukan investigasi lebih dulu. Nah, sebenanrnya, respons seperti apa yang baiknya dilakukan orang tua?

"Kalau anak ngadu dipukul sama kakak, baiknya orang tua jadi kayak juri dulu," ujar psikolog anak dari Klinik Tiga Generasi, Anastasia Satriyo MPsi, Psikolog atau akrab disapa Anas, saat berbincang baru-baru ini.

Menurut Anas, ayah atau ibu perlu bertanya situasinya ketika si kakak dan adik berseteru seperti apa ya. Lalu, mengapa bisa terjadi pukul-memukul seperti itu. Dengan demikian, orang tua tidak langsung marah pada salah satu pihak yang dianggap salah saja.

Dengan kata lain, Anas menuturkan ketika anak melakukan provokasi, orang tua tidak terpancing dan bisa bersikap lebih tenang. Selain itu, penting pula mencari tahu ketika si kakak atau adiknya mengadu, apa muatannya.

"Apakah dia cuma pengen cari perhatian orang tuanya aja. Karena kadang ada anak yang punya adik, orang tuanya jadi nggak terlalu perhatiin dia dan saat ngadu itulah si kakak baru dapat perhatian. Jadi kita bisa curiga jangan-jangan ngadu ini sarana dia minta perhatian. Sehingga penting meng-kroscek dulu kenapa anak ngadu terus," papar wanita yang juga praktik di Klinik Petak Pintar, Mampang ini.

Dalam menyikapi hubungan kakak-beradik, Anas juga mengingatkan agar orang tua tidak menerapkan prinsip si sulung harus selalu mengalah. Sebab, bagaimanapun anak sulung tetaplah anak-anak. Menurut Anas, jangan sampai karena dia anak sulung maka ia harus mengalah dengan sang adik dalam hal apapun.

Anas menambahkan, kemampuan orang tua berlaku adil dan memahami situasi amat diperlukan. Misalnya dalam hal menggunakan mainan, Anas menyarankan agar orang tua tidak menggunakan prinsip kakak mengalah pada adik, tetapi kakak bisa gantian bermain dengan adik.

"Karena konsep waktu anak juga belum paham, jadi sama-sama ajak kakak sama adik lihat jam sekalian kenalin angka kan. Kasih tahu kalau jarum di angka ini, adik yang main setelah itu baru kakak," tutur Anas.

"Memang ya kalau orang tua udah capek kayaknya gampangnya nyuruh aja si kakak ngalah, masalah selesai. Tapi efeknya nggak baik di kemudian hari. Ingat, pengalaman hidup paling susah bagi anak, termasuk orang dewasa adalah mengelola emosi. Sehingga, kita perlu latih anak juga mengelola emosi. Kalau lagi marah, dia bisa menenangkan dirinya, itu perlu dilatih dari kecil," pungkas pemilik akun twitter @anasbubu ini.

Saturday, December 3, 2016

Pakar Gizi: Diet Tinggi Protein Bisa Bantu Turunkan Berat Badan


Pakar Gizi: Diet Tinggi Protein Bisa Bantu Turunkan Berat Badan Jakarta, Sedang ingin menurunkan berat badan dan tampil lebih langsing? Yuk pilih-pilih menu protein. Studi sebutkan diet tinggi protein seperti pada diet Atkins dan diet South Beach, dapat meningkatkan efektivitas penurunan berat badan.

Demikian disampaikan oleh studi oleh University of Minnesota dan telah dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition Education and Behaviour.

Studi ini dilakukan dengan survei pada 1.824 wanita berusia 40-60 tahun. Informasi yang diminta adalah mengenai kebiasaan makan dan berat badan. Ditemukan bahwa responden yang mengonsumsi protein dalam jumlah cukup memiliki berat badan yang cenderung lebih stabil. Sebagian juga mengalami penurunan bobot yang lebih stagnan.

"Informasi mengenai pemilihan sumber protein yang tepat menjadi penting bagi masyarakat, terutama bagi wanita yang sedang ingin menurunkan berat badan," tutur Aldrich.

Dalam studi-studi sebelumnya, diet tinggi protein sering dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan seperti peningkatan metabolisme, peningkatan massa otot, serta pengendalian kadar glukosa. Sumber utama untuk kelompok protein nabati adalah mi, roti serta kacang-kacangan. Sementara kelompok protein hewani mengonsumsi produk susu tanpa lemak serta daging putih dan ikan.

Dikutip dari Times of India, jika dikombinasikan dengan diet tinggi karbohidrat, diet protein juga bisa menyehatkan usus dan sistem cerna. Peneliti dari University of Sydney, Australia, Andrew Holmes, dalam studinya yang telah dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism, menjelaskan bahwa ketersediaan nitrogen usus untuk mikroba dalam usus memainkan peran penting. Menurut Holmes, makanan yang dikonsumsi sangat memengaruhi komposisi mikroba dalam usus.

Saturday, September 3, 2016

5 Fakta yang Harus Diketahui Soal Gigi Sensitif


5 Fakta yang Harus Diketahui Soal Gigi SensitifJakarta, Gigi sensitif bisa membuat seseorang tak nyaman, makan terganggu, hingga malas bersosialisasi. Apalagi jika gigi sensitif tak ditangani, tersentuh es sedikit saja rasa ngilu yang muncul bisa membuat sakit kepala.

Pakar mengatakan gigi sensitif memang tak dialami oleh semua. Meski begitu, tak ada salahnya jika kita mengetahui fakta-fakta soal gigi sensitif. Apa saja?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 5 fakta yang harus diketahui soal gigi sensitif:

1. Disebabkan oleh iritasi

Manurut Prof Heriandi Sutadi, drg, SpKGA (K), PhD dari RS Pondok Indah, gigi senstif terjadi karena adanya iritasi akibat senyawa kimia atau infeksi bakteri.

"Saat iritasi, gigi mengalami demineralisasi yaitu hilangnya garam mineral atau senyawa pada gigi dan menyebabkan gigi berwarna buram. Semakin lama iritasi semakin dalam dan mencapai dentin yang memiliki bagian lunak," tutur Prof Heriandi kepada detikHealth.

Lubang pada bagian dentin akan menjadi awal dari gigi sensitif, "Jika gigi yang berlubang jika tersenggol atau terkena minuman dingin akan menimbulkan rasa ngilu yang sangat sakit atau yang disebut dengan gigi sensitif," sambung Prof Heriandi.

2. Jarang sikat gigi tingkatkan risiko

Prof Heriandi menjelaskan bahwa orang yang berisiko mengalami gigi sensitif adalah orang yang jarang menyikat gigi, orang yang menggunakan sikat gigi berbahan keras dan kasar, orang yang selalu mengonsumsi makanan dan minuman asam seperti cuka dan pempek, dan orang yang menyukai makanan manis.

"Untuk anak-anak, mereka berisiko terinfeksi gigi sensitif lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa karena gigi susu mereka belum kuat terhadap difermentasi bakteri yang menyebabkan asam berkembang dan menjadi iritasi," tutur Prof Heriandi.

3. Kumur-kumur bantu cegah gigi sensitif

Prof Heriandi juga mengatakan bahwa yang paling terpenting dalam melakukan pencegahan gigi sensitif adalah kumur-kumur setelah mengonsumsi makanan berat maupun ringan untuk menghindari infeksi dari bakteri.

"Pertama sikat gigi dengan bersih, lalu kumur-kumur, setelah itu sikat gigi kembali dengan pelan-pelan seluruh permukaan, dan yang terkahir kumur-kumur namun jangan terlalu bersih untuk membiarkan fluor yang tersisa bereaksi dan mengurangi sensitivitas gigi," sambung Prof Heriandi.

4. Gigi sensitif bikin mood jelek

Menurut drg Sabai Asmaraghrya, pakar kesehatan gigi dan mulut, dampak gigi sensitif pada kehidupan sosial seperti rasa kesal yang dirasakan karena gigi ngilu saat sedang asyik mengobrol bersama teman-teman.

Tidak hanya itu, rasa malu karena ekspresi kesakitan akibat gigi sensitif pun mau tak mau harus disembunyikan saat makan bersama teman.

"Selain dampak sosial, dampak emosi seperti mudah marah-marah dan fungsional yang terjadi pada gigi yang disebabkan oleh gigi sensitif juga bisa dialami," lanjut dr Sabai.

5. Gigi palsu juga bisa sensitif

Tidak hanya gigi asli, gigi palsu permanen ternyata dapat juga mengalami gigi sensitif loh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kurang fitnya kondisi gigi palsu tersebut.

"Gigi palsu juga tergantung fitnya kan. Jadi kadang kala bagian gigi palsu kurang fit, sehingga membuat gusinya akan sedikit terbuka. Nah, itu bisa membuat kuman nempel dan bisa bikin gigi sensitif," kata drg Sabai.

Friday, August 12, 2016

Anak Selalu Mengadu ke Orang Tua Saat Ada Masalah di Sekolah, Wajarkah?


Anak Selalu Mengadu ke Orang Tua Saat Ada Masalah di Sekolah, Wajarkah?Jakarta, Setiap kali ada masalah yang dia alami di sekolahnya, anak akan mengadu pada orang tuanya. Nah, sebenarnya apakah hal ini wajar dilakukan anak?


"Ngadu ke orang tua apa yang terjadi di sekolah sebenarnya wajar. Apalagi kalau kasusnya sampai dia mendapat kekerasan dari gurunya. Pada dasarnya memang anak mesti menceritakan apa yang dia lewati sepanjang hari ya ke orang tuanya," kata psikolog anak dari TigaGenerasi, Fathya Artha Utami, MPsi, Psikolog.



Apalagi, lanjut Fathya, cukup banyak kasus kekerasan seksual yang telat diketahui karena anak 'telat' memberi tahu pada orang tua apa yang ia alami. Hanya saja, Fathya menekankan jangan sampai mengadu yang dilakukan anak dijadikan anak sebagai cara untuk mendapat pembelaan dan membuat ia manja.



Hal ini pun tak terlepas dari bagaimana reaksi orang tua ketika mendapat aduan anak. Fathya mencontohkan, misalkan anak mengadu dipukul oleh temannya lantas orang tua tak meng-kroscek lagi apa sebab anak sampai dipukul temannya, tapi kemudian orang tua justru memarahi balik teman sang anak.



"Harusnya orang tua mengkroscek dulu kenapa kok anaknya sampai bisa dipukul? Kemudian dia kroscek juga ke teman si anak. Sehingga tahu duduk permasalahannya apa," tambah lulusan Universitas Indonesia.



Seiring bertambahnya usia, ketika anak memasuki masa remaja memang kebiasaan mengadu ini bisa berkurang. Sebab, identitas anak baru mulai terbentuk dan secara natural ia lebih menjauh dari orang tuanya dan justru lebih dekat dengan teman-temannya.



"Frekuensi mereka ngadu ke ortunya bisa berkurang karena mereka sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi kembali lagi, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, itu terbentuk dari apa yang diajarkan orang tuanya. Misal orang tua biasa menyelesaikan masalah dengan kekerasan, ya anak bisa pakai kekerasan untuk menyelesaikan masalahnya," papar Fathya.

Sunday, August 7, 2016

Pada Beberapa Orang, Gejala Leukemia Bisa Tak Terdeteksi


Pada Beberapa Orang, Gejala Leukemia Bisa Tak TerdeteksiJakarta, Leukemia Granulositik Kronis atau Chronic myeloid leukemia (CML) merupakan salah satu jenis kanker yang memengaruhi darah dan sumsum tulang. CML memengaruhi produksi sel darah putih atau granulosit yang menyerang sumsum tulang.

Selain itu, CML juga menganggu produksi sel darah normal dan menyebabkan sel tidak berkembang dengan baik dan tidak mampu melawan infeksi. Pada beberapa orang, CML tidak menunjukkan gejala, demikian dilansir leukemia.org.au.

Disebutkan, CML tidak menunjukkan gejala pada beberapa orang karena perkembangannya yang perlahan-lahan dan untuk mendiagnosisnya harus dengan melakukan tes darah. Nah, leukemia tanpa adanya gejala salah satunya dialami anak bernama lengkap Denoal Farici Hidayat atau akrab disapa Mario.

Saat ini, Mario tengah menjalani pengobatan di RS Kanker Dharmais dan untuk sementara, Mario beserta ayahnya, Hidayat, tinggal di rumah singgah untuk pasien kanker anak, Rumah Anyo, di Jl Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat.

"Mario sendiri tidak memiliki tanda-tanda leukemia. Makannya banyak, aktif, tidak mengalami perdarahan atau mimisan, jarang lelah. Sampai dokter bertanya sama saya 'Apa Mario suka mimisan?'," cerita Hidayat saat ditemui baru-baru ini.

Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, Mario didiagnosis leukemia. Hidayat pun bingung mengapa sang anak bisa terkena penyakit itu. Sebab, selama ini tidak ada gejala khas yang ia alami misalnya timbul benjolan atau mimisan. Namun, dengan didiagnosis lebih dini, Hidayat bersyukur karena peluang Mario untuk sembuh lebih besar.

Hidayat menambahkan, sebenarnya Mario adalah anak yang percaya diri. tapi, leukemia yang diidapnya sempat membuat Mario sedih. Tapi kini, bertemu dengan pasien kanker anak lainnya di Rumah Anyo, kepercayaan dirinya kembali bangkit karena melihat teman-teman yang lain dan Mario tidak merasa sendirian.

Terjadi perubahan juga pada Mario di mana kini ia lebih gemuk. Selain itu, efek samping kemoterapi yang membuat rambutnya rontok membuat kepala Mario akhirnya digunduli oleh sang ayah.

"Karena salah satu faktor kesembuhan penyakit kanker adalah rasa enjoy dan kesenangan. Saya pun berusaha yakin kepada Tuhan, karena Dia-lah yang memberi penyakit ini. Sekarang Mario juga sudah melakukan tes BMP (Bone Marrow Puncture), hasilnya negatif. Tapi kemoterapi tetap harus dilakukan sampai tuntas. Awal tahun ini, Mario baru menjalani kemo pertamanya," papar Hidayat.

Terkait kanker pada anak, dengan tujuan mengurangi kanker mata atau retinoblastoma pada anak-anak, Yayasan Anyo Indonesia (YAI) bersama minimarket Indomaret bekerja sama mengumpulkan dana dalam gerakan 1.000 Ophthalmoscope.

Donasi sendiri berasal dari kembalian yang ikhlas diberikan konsumen Indomaret. Total donasi yang dikumpulkan selama 2,5 bulan mencapai Rp 934.302.172. Dana itu digunakan untuk menyebar ophthalmoscope dan buku 'Waspada & Kenali Kanker Pada Anak Sejak Dini' di seluruh Indonesia.

Friday, July 29, 2016

Efek Samping Pil Kontrasepsi Tak Terdeteksi Diduga Sebabkan Kematian Wanita Ini


Efek Samping Pil Kontrasepsi Tak Terdeteksi Diduga Sebabkan Kematian Wanita IniShropshire, Charlotte Foster (23) dari Shropshire, Inggris, dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung dan kerusakan otak akibat adanya penggumpalan darah di paru (pulmonary embolism). Kasusnya menjadi perhatian karena dokter gagal melihat gejala yang menurut investigasi muncul akibat efek samping campuran obat kontrasepsi bernama Dianette.

Tiga minggu sebelum Charlotte meninggal dunia pada bulan Januari 2016 ia sebetulnya sudah menemui dokter dengan keluhan nyeri dan sulit bernapas. Hanya saja saat itu dokter salah mendiagnosa dan malah memberi saran terapi untuk nyeri punggung bawah.



"Ketika saya melihat nyonya Foster hari itu, saya tidak melihat adanya tanda masalah pernapasan atau gejala napas pendek. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda pulmonary embolism akibat trombosis vena dalam," kata dr Simon selaku dokter yang menangani Charlotte seperti dikutip dariBBC, Jumat (29/7/2016).

Charlotte diketahui mengonsumsi Dianette mulai Agustus 2015 untuk melawan masalah jerawat dan juga sebagai kontrasepsi. Pada akhir tahun muncul masalah nyeri dada, punggung, dan sulit bernapas namun masih belum menjadi kekhawatiran.

Ahli koroner John Ellery mengatakan pada saat tersebut gejala serangan jantung dan kerusakan otak sebetulnya sudah mulai dialami oleh Charlotte.

Kasus efek samping ini menimbulkan sejumlah kekhawatiran dan Ellery berencana membawanya ke General Medical Council agar bisa diteliti lebih jauh secara medis.

Friday, July 15, 2016

Menkes Anjurkan 3 Menit Peregangan Fisik Saat di Kantor


Menkes Anjurkan 3 Menit Peregangan Fisik Saat di KantorJakarta, Kurang gerak menjadi masalah umum di kalangan para pekerja kantoran. Jika tidak dibiasakan untuk aktif bergerak, bisa memicu kegemukan dan bahkan penyakit-penyakit kronis mematikan.

Salah satu cara membiasakan diri untuk aktif bergerak adalah dengan melakukan peregangan. Meski sederhana gerakan-gerakan peregangan cukup efektif untuk melancarkan peredaran darah, mengendurkan ketegangan saraf, dan menghindari kekakuan otot saat bekerja.

"Dua kali dalam sehari selama 3 menit," saran Menteri Kesehatan Prof Dr Nila F Moeloek usai melakukan senam bersama dengan karyawan Kementerian Kesehatan di halaman kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (15/7/2016).

Kurangnya aktivitas fisik, terutama di kalangan para pekerja kantoran, berdampak buruk pada kesehatan. Obesitas atau kegemukan meningkat, demikian juga dengan penyakit-penyakit yang dikategorikan sebagai Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes mellitus.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi diabetes mellitus naik dari 1,1 persen pada 2007 menjadi 2,1 persen pada 2013. Hipertensi pada usia 18 tahun ke bawah, pada 2013 tercatat prevalensinya sebesar 25 persen.

Ketergantungan pada teknologi termasuk salah satu faktor yang membuat para pekerja kantoran kurang aktif bergerak. Berbagai pekerjaan menjadi lebih mudah berkat kemajuan teknologi, sehingga tidak lagi membutuhkan aktivitas disik.

Thursday, June 30, 2016

Tanpa Disadari, 7 Hal Ini Bisa Bikin Orang Mengalami Mimpi Buruk


Tanpa Disadari, 7 Hal Ini Bisa Bikin Orang Mengalami Mimpi BurukJakarta, Mengalami mimpi buruk atau mimpi yang aneh cenderung tidak jelas pasti membuat tidur tak nyaman. Bukan tanpa sebab, sebenarnya mimpi buruk yang dialami saat tidur dapat dipicu beberapa hal.

Apa saja ya? Berikut ini hal-hal yang tanpa disadari dapat memicu mimpi buruk,



1. Konsumsi makanan pedas sebelum tidur

Dokter spesialis kesehatan tidur, dr Robert S Rosenberg mengatakan konsumsi makanan pedas sebelum tidur bisa meningkatkan metabolisme dan suhu tubuh. Akibatnya, saat tidur aktivitas otak dapat meningkat, terutama saat tidur REM (Rapid Eye Movement) yang akhirnya membuat seseorang mimpi buruk.

2. Konsumsi suplemen melatonin

Suplemen tidur dapat meningkatkan kualitas tidur. Namun, dikatakan direktur Sleep to Live Institute, North Carolina, Robert Oexman, membuat tubuh lebih lama mengalami fase tidur REM berkaitan dengan meningkatnya intesitas mimpi yang dialami. Akibatnya, mimpi buruk bisa Anda rasakan.

"Sehingga, konsumsi suplemen melatonin bisa disebut berkaitan dengan risiko Anda mengalami mimpi buruk. Patut diingat pula jika Anda hendak mengonsumsi suplemen melatonin, konsultasikan dulu dosisnya pada dokter," tutur Oexman.

3. Nonton TV sebelum tidur

Pada dasarnya, mimpi berasal dari pikiran bawah sadar seseorang. Nah, ketika sebelum tidur Anda menonton TV, Steve Orma, Psy.D mengatakan acara yang ditonton berkaitan dengan kondisi emosional seseorang. Selain itu, otak akan lebih fokus pada acara TV. Sehingga, ketika tidur, apa yang direkam otak dan amat Anda pikirkan terkait acara TV tersebut bisa muncul dalam mimpi dalam bentuk hal-hal yang terasa buruk, aneh, bahkan tak jelas.





4. Berhenti mengonsumsi obat tertentu

Antidepresan atau obat psikostimulan dikatakan Rosenberg bisa menekan mimpi yang dialami saat tidur. Sehingga, berhenti mengonsumsi obat tersebut bisa membuat Anda mengalami mimpi dengan intensitas lebih dari biasanya.

"Anda akan mengalami tidur REM dalam durasi yang lebih lama dan pada akhirnya menyebabkan 'banjir' mimpi. Saat itu terjadi, bukan tak mungkin mimpi yang dialami cenderung buruk atau aneh," katanya.

5. Mengalami sleep apnea

Sleep apnea bisa menghalangi jalan napas sehingga saat tidur orang bisa kekurangan oksigen. Rosenberg mengatakan kondisi kurangnya asupan oksigen saat tidur dapat berkontribusi pada mimpi buruk yang dialami.

6. Tidak tidur dengan baik di malam sebelumnya

Ketika seseorang kurang tidur di malam sebelumnya, di malam berikutnya ia bisa mengalami fase tidur REM yang lebih kuat atau dikenal dengan REM rebound. Dengan adanya REM rebound, mimpi akan lebih intens hingga potensi mengalami mimpi buruk pun lebih besar.

7. Stres

Merasa stres dan cemas di siang harinya dapat berkontribusi pada mimpi buruk yang dialami di malam harinya. Sebab, seperti penuturan Rosenberg, saat fase tidur REM terjadi, maka ada modifikasi emosional (berkaitan dengan stres dan cemas) yang berkontribusi pada mimpi yang dialami.

Thursday, June 23, 2016

Kenali Ciri Vaksin Palsu: Label Tak Jelas dan Harga Cenderung Murah


Kenali Ciri Vaksin Palsu: Label Tak Jelas dan Harga Cenderung MurahJakarta, Terungkapnya praktik pembuatan vaksin palsu di Tangerang oleh Bareskrim Polri pada Selasa (21/6) lalu mengkhawatirkan beberapa orang. Terutama mungkin bagi mereka yang tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya karena menjadi area jual vaksin palsu tersebut.

dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dari RS Cipto Mangunkusumo dan pendiri Rumah Vaksin terkait hal ini mengatakan agar tak mudah tertipu ada beberapa hal yang bisa diperhatikan. Vaksin yang asli telah melalui proses pembuatan yang ketat bahkan melebihi obat sehingga dari kemasannya saja sudah khusus.

"Kita bisa curiganya gini kemasannya nggak rapi, agak belepotan, tutupnya beda, label juga nomor batchnya nggak terbaca dengan jelas. Untuk vaksin produksi Bio Farma misalnya itu ada label VVM (vaccine vial monitor) yang susah dibikinnya," papar dr Piprim Kamis (23/6/2016).

"Label itu bisa berubah warna kalau vaksin sudah terkena panas karena harusnya kan dia disimpan di tempat dingin. Vaksin asli ada label indikator itu sementara yang palsu belum tentu," lanjut dr Piprim. 

Selain dari kemasan, hal lainnya yang juga patut dicurigai adalah dari segi harga. Untuk bisa membuat vaksin diperlukan proses pengujian panjang dengan biaya yang tak sedikit sehingga berdampak pada harga jual yang relatif mahal.

Apabila ada satu produk vaksin dijual dengan harga jauh lebih rendah dari vaksin lainnya untuk penyakit yang sejenis, maka waspada produk tersebut palsu.

"Saya pernah ketemu vaksin combo harganya beda, di distributor yang resminya 800 ribuan tapi ini yang beredar harganya 500 ribu. Nah itu kan kita nggak tahu isinya apaan," pungkas dr Piprim.

Thursday, June 9, 2016

Diet Seperti Ini Disebut Paling Sukses Turunkan Berat Badan


Diet Seperti Ini Disebut Paling Sukses Turunkan Berat BadanBarcelona, Diet kerap dilakukan dengan menghitung kalori yang diasup atau menghindari lemak. Tetapi cara ini dianggap kuno dan terbukti tidak efektif. Lantas diet apa yang terbaik dan paling aman untuk dilakukan?

Penelitian terbaru yang dilakukan University of Barcelona mengungkapkan, diet Mediterania adalah diet yang dimaksud. Meskipun dikenal sebagai pola makan kaya lemak, tetapi peneliti memastikan lemak di dalamnya merupakan lemak 'baik' yang justru dibutuhkan tubuh.

Temuan ini didasarkan pada pengamatan terhadap 7.447 pria dan wanita di Spanyol selama lima tahun. Partisipan yang rata-rata berusia 55-80 dan mengidap diabetes tipe 2 atau mempunyai risiko penyakit jantung itu kemudian diminta melakukan satu dari tiga jenis diet.

Satu kelompok diminta melakukan diet Mediterania (ikan, kacang, sayur, buah, gandum utuh dan biasanya ditambah minyak zaitun), kelompok kedua diberi pola makan yang didominasi kacang-kacangan, dan kelompok ketiga berupa diet konvensional di mana mereka menghindari berbagai jenis lemak.

Lima tahun kemudian, total asupan lemak partisipan yang menjalankan diet dengan cara menghindari lemak memang berkurang, dari 40 persen menjadi tinggal 37 persen saja. Sedangkan pada dua kelompok lainnya justru mengalami peningkatan, yaitu dari yang semula 40 persen menjadi 42 persen. Bahkan persentase karbohidrat dan protein di kedua kelompok itu menurun.

Namun ketiganya mengalami penurunan bobot, meskipun hanya sedikit. Kelompok pertama rata-rata kehilangan bobot sebanyak 0,88 kg; kelompok kedua 0,60 kg; dan kelompok ketiga sebanyak 0,40 kg.

Ini berarti diet Mediterania merupakan yang paling sukses dipakai untuk menurunkan berat badan. Selain itu, peneliti menemukan fakta menarik, yaitu pembatasan konsumsi lemak justru tidak efektif untuk mencegah perut membuncit.

Tetapi jika dilihat dari lingkar pinggang partisipan, ketiganya juga mengalami kenaikan. Namun kelompok yang menghindari lemak justru yang bertambah paling banyak, yaitu 1,2 cm, dibandingkan pada kelompok diet Mediterania yang hanya bertambah 0,85 cm dan kelompok kacang sebesar 0,37 cm.

"Justru pada diet Mediterania yang kaya akan lemak sayur seperti minyak zaitun atau kacang, dampaknya lebih kecil pada berat badan atau lingkar pinggang," terang ketua tim peneliti, Dr Ramon Estruch seperti dilaporkan The Guardian.

Estruch menambahkan, lemak selama ini dipukul rata sebagai penyebab kenaikan berat badan. Padahal lemak yang terkandung dalam minyak zaitun atau kacang-kacangan tidak dapat disejajarkan dengan sumber lemak tak sehat seperti mentega, daging olahan, pemanis buatan, makanan penutup atau makanan cepat saji.

Thursday, May 19, 2016

Mau Punya Tulang Kuat? Menurut Studi, Ini Jenis Olahraga yang Bisa Dipilih


Mau Punya Tulang Kuat? Menurut Studi, Ini Jenis Olahraga yang Bisa DipilihJakarta, Selain memperbanyak konsumsi kalsium, ada beberapa jenis olahraga yang bisa Anda lakukan agar tulang tetap kuat dan sehat. Apa saja?

Menurut National Institutes of Health, tulang biasanya akan terus bertambah padat sampai usia Anda mencapai sekitar 30 tahun. Setelah itu, massa tulang akan mulai berkurang seiring pertambahan usia. Sampai akhirnya tulang menjadi semakin rentan mengalami pengeroposan.

Namun ilmuwan dari University of Missouri mengungkapkan bahwa pengeroposan tersebut bisa dikurangi risikonya dengan jenis olahraga tertentu. Beberapa di antaranya adalah berlari dan latihan angkat beban.

Mereka melakukan studi untuk mempelajari kepadatan tulang dengan melibatkan pria berusia 30-65 tahun. Ditemukan bahwa pria yang rutin melakukan olahraga dengan tersebut sepanjang hidup, memiliki kepadatan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang kurang aktif secara fisik.

"Alasannya, tulang pada dasarnya terus memadatkan diri mereka sendiri. Ketika Anda melakukan latihan fisik seperti berlari dan melompat, tulang beradaptasi dan menjadi lebih kuat," ujar Pamela Hinton, PhD dari University of Missouri, seperti dikutip dari Men's Health, Kamis (19/5/2016).

Latihan angkat beban menurut Hinton juga dapat membantu memadatkan tulang. Ini karena ketika otot berkontraksi saat mengangkat beban, beban pada tulang benar-benar dilatih agar lebih kuat. 

"Sel-sel tulang merespons dengan mengirim sinyal untuk membangun lebih banyak zat pembangun tulang. Nah, Anda dapat memperlambat hilangnya massa tulang yang terjadi seiring penuaan dengan latihan-latihan tersebut," imbuh Hinton. 

Tak perlu latihan terlalu banyak alias berlebihan untuk melatih tulang beradaptasi. Cukup lompat tali 50 kali, berlari 100 langkah, latihan beban dengan tingkat moderat, atau bermain baskert 2-3 kali per pekan. "Jangan lupa, tetap konsultasikan jenis latihan yang tepat ke dokter terlebih dahulu agar tak cedera," pesannya.

Thursday, May 12, 2016

Kurang Tidur Efeknya Seperti Mabuk Alkohol


Kurang Tidur Efeknya Seperti Mabuk AlkoholJakarta, Riset terbaru mengungkap pola tidur penduduk dunia cenderung makin singkat. Bahkan hanya tinggal penduduk di beberapa negara saja yang pola tidurnya lebih dari 6 jam seperti Singapura, Jepang, dan Belanda.

Fakta ini terungkap setelah Prof Daniel Forger dan Olivia Walch dari University of Michigan melakukan pengamatan tentang pola tidur orang sedunia bermodalkan data dari sebuah aplikasi anti-jet lag bernama Etrain.
 
Namun ada fakta penting lain yang belum terungkap dari studi ini. Menurut Walch, kurang tidur akan membuat seseorang berada dalam kondisi seperti sedang mabuk alkohol.

Menurutnya, banyak orang yang menyepelekan pentingnya tidur selama 7-8 jam. Bahkan ia menambahkan, kalaupun seseorang bisa tidur enam jam dalam semalam, itu tidak cukup untuk membuatnya bisa beraktivitas dengan normal keesokan harinya.

"Kurang tidur hanya dalam beberapa hari saja sudah bisa membuat Anda mabuk," kata Walch seperti dilaporkan The Sun.

Di waktu yang bersamaan, yang bersangkutan mengira telah melakukan pekerjaan dengan baik. "Padahal sebenarnya performanya drop, namun persepsi terhadap performa tersebut tidak berubah," imbuhnya.



Untungnya, Forger dan Walch menemukan satu faktor yang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, yakni menghabiskan waktu dengan berkegiatan di luar rumah atau outdoor.

Sebab pengguna aplikasi yang mendapatkan paparan sinar matahari setiap harinya cenderung tidur lebih pagi dan memiliki durasi tidur lebih panjang ketimbang yang lebih banyak berada di ruangan atau hanya terpapar cahaya buatan.

Di tahun 2014, peneliti dari Stanford School of Medicine menemukan kurang tidur atau terlalu lama tidur juga dapat menyebabkan seseorang merasa linglung ketika terbangun atau kemudian disebut dengan 'confusional arousal'.

"Ini beda lho dengan rasa kantuk yang dialami orang-orang ketika bangun tidur. Masalahnya orang yang ngantuk biasa umumnya masih ingat dengan apa yang terjadi sebelum tidur. Tapi orang yang mengalami 'mabuk tidur' tidur tadi tak sadar sama sekali. Membuat mereka sadar 100 persen juga susah setengah mati," kata pakar tidur dari Lenox Hill Hospital, New York, Dr Alan Manevitz yang tidak terlibat dalam studi ini.

Sunday, May 8, 2016

Mood Gampang Berubah Gara-gara Gigi Sensitif


Cerita Carissa Putri, Mood Gampang Berubah Gara-gara Gigi SensitifJakarta, Masalah gigi sensitif memang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Hal itu pula yang dirasakan artis cantik Carrisa Putri. 


"Itu hal yang sangat menggangu karena lumayan sering ngilu kalau gigi sensitif. Aku pernah lagi makan malam dengan klien, tiba-tiba gigi ngilu kan bikin mood jadi berubah," kata Carrisa di sela-sela acara 'Sensodyne Sensociety Winter Meets Summer Festival' di Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (7/5/2016).



Tapi, Carissa mengaku saat itu walaupun telah merasakan gigi ngilu dirinya tidak terlalu memusingkan hal itu. Pemain film 'Ayat-ayat Cinta' ini menganggap bahwa kondisi tersebut hanya hal sepele dan tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.



"Aku itu awalnya menyepelekan banget si gigi sensitif ini karena memang nggak berkepanjangan. Tapi itu, nggak hilang-hilang dan mengganggu banget bikin mood nggak enak dan akhirnya aku cek ke dokter deh," cerita Carrisa.



Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akhirnya menyarankan untuk mencari akar pemasalahan dari gigi sensitif yang dimiliki Carissa. Setelah menemukan masalahnya, masalah gigi ngilu yang dialami oleh Carrisa dapat teratasi.



Gigi sensitif umumnya disebabkan karena terkikisnya lapisan email atau karena terpaparnya akar gigi. Gigi menjadi sensitif ketika gusi terbuka sehingga dentin atau lapisan di bawah gigi terpapar berbagai rangsangan yang pada akhirnya menyebabkan rasa ngilu.



Gigi sensitif biasanya disebabkan beberapa hal. Di antaranya menyikat gigi telalu keras, kebiasaan menggeretakkan gigi, dan adanya gangguan pada gusi. Selain itu, kondisi gusi yang cenderung menurun juga bisa menyebabkan gigi menjadi sensitif. 

Wednesday, May 4, 2016

'Mencetak' Anak Cerdas Itu Bukan dengan Buru-buru Mengajarkan Calistung


Mencetak Anak Cerdas Itu Bukan dengan Buru-buru Mengajarkan CalistungJakarta, Orang tua terkadang merasa bangga jika anaknya yang masih berusia balita ataupun batita sudah bersekolah. Kebanggaan makin membuncah ketika si balita sibuk belajar membaca dan berhitung (calistung). Nah, apakah buru-buru menyekolahkan anak sehingga anak lebih cepat belajar calistung merupakan langkah tepat 'mencetak' anak yang cerdas?

"Kalau perkembangannya normal, mungkin tidak berpengaruh negatif. Tetapi, kalau ada keterlambatan dan terus dipaksakan saat umur 4 atau 5 tahun jelas berpengaruh negatif pada anak," kata Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K) dari RSUD Soetomo Surabaya.

Kegiatan membaca, menulis dan menghitung pada anak usia 6 tahun harus diberikan secara selektif dan tidak bisa diberikan kepada semua anak. Sehingga, cara tersebut tidak menjadi alat evaluasi kemajuan anak yang berumur di bawah 6 tahun. 

"Secara umum, kegiatan membaca, menulis dan menghitung dilakukan pada anak usia 6 tahun ke atas. Untuk 6 tahun ke bawah diajarkan untuk membina perilaku dan lingkungan mereka seperti di Jepang," lanjut dokter yang akrab disapa dr Wawan saat berbincang dengang detikHealth beberapa waktu lalu.

Sebenarnya tidak apa-apa memasukkan anak ke sekolah sejak dini. Tapi perlu dilihat juga, apa yang diajarkan pada anak. Ini untuk memastikan anak-anak tidak 'dipaksa' belajar membaca, menulis dan berhitung sebelum usianya.

Di Jepang, anak-anak prasekolah dan taman kanak-kanak (TK) memang tidak diajarkan untuk menulis, membaca ataupun menghitung. Namun, mereka lebih diajarkan untuk membina hubungan dengan orang lain serta lingkungan sekitarnya.

"Sudah jelas, cara itu menjadi brand development yang yang benar karena masa itu masa di mana dia bukan mengerjakan sesuatu rumit yang dilakukan usia 6 tahun ke atas. Untuk struktur otaknya juga belum sampai ke situ," tutur dr Wawan. 

dr Wawan menyayangkan jika ada TK ataupun pendidikan anak usia dini (PAUD) yang sudah mengajarkan baca tulis dan hitung pada anak-anak. dr Wawan juga menyayangkan beberapa sekolah dasar (SD) yang memberi persyaratan pada calon siswanya untuk sudah bisa membaca dan menulis. Inilah yang kemudian memunculkan TK ataupun PAUD yang mengajarkan baca tulis hitung.

Kendati demikian, menurut dr Wawan, saat ini mulai bermunculan prasekolah dan TK yang lebih mengajarkan cara membina hubungan dengan orang lain dan lingkungan. Karena itu, sebelum memasukkan anak ke sekolah, carilah informasi sebanyak-banyaknya terkait kurikulum dan materi ajarnya.