Membuat pasangan mencapai orgasme adalah kebanggan tersendiri bagi pria.
Tapi masalahnya, tidak setiap saat mereka bisa melakukannya. Jadi ada
kalanya prestasi itu hanya diraih karena keberuntungan semata. Padahal
sebenarnya ada trik-trik yang bisa membantu.
Bagi wanita, ada
banyak hal yang membuatnya kehilangan gairah, juga ada banyak hal yang
bisa mengganggu sehingga tak bisa mencapai orgasme. Oleh karena itu,
sebenarnya faktor psikologis banyak mempengaruhi kondisi percintaan
wanita.
Seperti dilansir Ask Men, Jumat (24/5/2013), ada 4 trik yang bisa dilakukan pria untuk membantu pasangan orgasme.
1. Semprotkan cologne
Di
antara panca indera manusia, indera penciuman adalah yang terkuat dalam
kaitannya dengan fungsi seksual wanita. Wewangian apapun yang berbau
jantan dan menyaru testosteron akan membuat libidonya meninggi.
Terkadang bedak bayi bisa memiliki efek serupa.
Karena bagian
otak yang mengolah sensasi bau, seks dan memori terletak bedekatan, maka
aroma berbau gairah akan meninggalkan kesan yang paling lama. Begitu
hafal dengan bau tubuh yang membuatnya dimanja, wanita akan mudah
terbuai jika mencium bau yang sama kedua kalinya.
2. Hangatkan kakinya
Kaki
yang hangat dapat banyak membantu seorang wanita untuk merasa nyaman.
Sayangnya, tak banyak pria yang memahami pentingnya kaki yang hangat
bagi wanita untuk dapat mencapai orgasme.
Menurut para ilmuwan
Belanda di University of Groningen, kemungkinan seorang wanita untuk
bisa mencapai orgasme meningkat 30 persen apabila kakinya dalam kondisi
hangat. Cobalah memijat kaki pasangan dengan gel yang hangat, fokuskan
pada bantalan jari kaki dan sela-sela jari.
3. Foreplay
Foreplay
amat penting sebelum mulai bercinta. Bagian paling sensitif pada wanita
yang bisa dirangsang adalah klitoris. Selain G-Spot, bagian ini
merupakan salah satu bagian yang paling banyak berkumpul ujung saraf.
Dengan demikian, merangsang area ini dapat memperbesar kemungkinan untuk
mencapai orgasme.
4. Cium sisi kanan tulang belakangnya
Sisi
kanan tulang belakang wanita lebih sensitif ketimbang sisi bagian kiri,
mungkin karena sisi kiri otak yang merupakan sisi logis mengontrol
tubuh bagian kanan. Menciumi dan membelai lembut bagian ini dapat
membuat wanita merasa nyaman.
Weblink yang berisi kumpulan" artikel hasil pemikiran sendiri dan dari sumber" yang ada, mudah-mudahan bisa diterima dan disukai oleh para pembaca ... Ok Thx
Friday, May 24, 2013
Thursday, May 16, 2013
Lakukan Tes Ini Jika Curiga Punya Alergi
Beberapa jenis makanan, hewan berbulu, debu, tungau dan serbuk bunga
merupakan benda-benda yang paling sering menyebabkan alergi. Bila Anda
sering mengalami gatal-gatal dan kulit memerah, ada baiknya melakukan
tes alergi. Bagaimana caranya?
"Tes alergi itu perlu. Tetapi itu kan bermacam-macam jadi tergantung sama sensitivitas dan kondisi lingkungan orangnya juga," jelas dr Indra G Mansur,DHES, SpAnd, ILS, dari Klinik Imunologi & Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa, saat dihubungi detikHealth, Rabu (15/5/2013).
dr Indra menjelaskan, pada reaksi tipe 1 masih bisa dilihat melalui tes kulit. Sedangkan untuk tipe 2, 3, dan 4 harus dilihat melalui tes darah agar lebih jelas.
Tes alergi melibatkan tes kulit atau darah untuk mengetahui apa substansi, atau alergen, yang dapat memicu reaksi alergi pada seseorang. Tes kulit biasanya dilakukan karena lebih cepat, handal, dan umumnya lebih murah dibandingkan tes darah, tetapi kedua jenis tes dapat digunakan.
Berikut jenis tes yang dilakukan untuk alergi, seperti dilansir Webmd, yaitu:
Tes kulit
Sejumlah kecil alergen diduga berada pada atau di bawah kulit saat reaksi berkembang. Ada tiga jenis tes kulit:
1. Skin prick test (tes tusuk kulit)
Tes ini dilakukan dengan menempatkan setetes larutan yang mengandung alergen pada kulit, yang dilakukan dengan membuat goresan atau menusuk jarum untuk memasuki kulit. Jika kulit memerah, gatal di daerah yang ditusuk (disebut wheal), berarti orang tersebut alergi terhadap alergen. Hal ini disebut reaksi positif.
2. Intradermal test
Selama tes ini, sejumlah kecil alergen disuntikkan ke dalam kulit. Tes alergi intradermal dapat dilakukan bila zat tidak menyebabkan reaksi dalam uji tusuk kulit, tetapi masih dicurigai sebagai alergen untuk orang tersebut.
Tes intradermal lebih sensitif dibandingkan dengan uji tusuk kulit, tetapi lebih sering positif pada orang yang tidak memiliki gejala pada alergen tersebut (hasil tes positif palsu).
3. Skin patch test (tes tempel kulit)
Untuk tes tempel kulit, alergen ditempatkan pada pad (seperti plester) yang ditempelkan ke kulit selama 24 sampai 72 jam. Tes ini digunakan untuk mendeteksi alergi kulit yang disebut contact dermatitis.
Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mencari zat dalam darah yang disebut antibodi. Tes darah tidak sesensitif tes kulit, tetapi sering digunakan untuk orang yang tidak mampu melakukan tes kulit.
Jenis paling umum dari tes darah yang digunakan adalah tes enzyme-linked immunosorbent (ELISA, EIA). Ini mengukur tingkat darah dari jenis antibodi (immunoglobulin E, atau IgE) yang mungkin dibuat tubuh dalam menanggapi alergen tertentu. Kadar IgE sering kali lebih tinggi pada orang yang memiliki alergi atau asma.
Metode pengujian laboratorium lainnya, seperti radioallergosorbent testing (RAST) atau immunoassay capture test (ImmunoCAP, UniCAP, atau Pharmacia CAP), dapat digunakan untuk memberikan informasi lebih lanjut. RAST merupakan pemeriksaan darah yang akurat untuk mengukur kadar IgE spesifik dalam darah.
"Tes alergi itu perlu. Tetapi itu kan bermacam-macam jadi tergantung sama sensitivitas dan kondisi lingkungan orangnya juga," jelas dr Indra G Mansur,DHES, SpAnd, ILS, dari Klinik Imunologi & Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa, saat dihubungi detikHealth, Rabu (15/5/2013).
dr Indra menjelaskan, pada reaksi tipe 1 masih bisa dilihat melalui tes kulit. Sedangkan untuk tipe 2, 3, dan 4 harus dilihat melalui tes darah agar lebih jelas.
Tes alergi melibatkan tes kulit atau darah untuk mengetahui apa substansi, atau alergen, yang dapat memicu reaksi alergi pada seseorang. Tes kulit biasanya dilakukan karena lebih cepat, handal, dan umumnya lebih murah dibandingkan tes darah, tetapi kedua jenis tes dapat digunakan.
Berikut jenis tes yang dilakukan untuk alergi, seperti dilansir Webmd, yaitu:
Tes kulit
Sejumlah kecil alergen diduga berada pada atau di bawah kulit saat reaksi berkembang. Ada tiga jenis tes kulit:
1. Skin prick test (tes tusuk kulit)
Tes ini dilakukan dengan menempatkan setetes larutan yang mengandung alergen pada kulit, yang dilakukan dengan membuat goresan atau menusuk jarum untuk memasuki kulit. Jika kulit memerah, gatal di daerah yang ditusuk (disebut wheal), berarti orang tersebut alergi terhadap alergen. Hal ini disebut reaksi positif.
2. Intradermal test
Selama tes ini, sejumlah kecil alergen disuntikkan ke dalam kulit. Tes alergi intradermal dapat dilakukan bila zat tidak menyebabkan reaksi dalam uji tusuk kulit, tetapi masih dicurigai sebagai alergen untuk orang tersebut.
Tes intradermal lebih sensitif dibandingkan dengan uji tusuk kulit, tetapi lebih sering positif pada orang yang tidak memiliki gejala pada alergen tersebut (hasil tes positif palsu).
3. Skin patch test (tes tempel kulit)
Untuk tes tempel kulit, alergen ditempatkan pada pad (seperti plester) yang ditempelkan ke kulit selama 24 sampai 72 jam. Tes ini digunakan untuk mendeteksi alergi kulit yang disebut contact dermatitis.
Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mencari zat dalam darah yang disebut antibodi. Tes darah tidak sesensitif tes kulit, tetapi sering digunakan untuk orang yang tidak mampu melakukan tes kulit.
Jenis paling umum dari tes darah yang digunakan adalah tes enzyme-linked immunosorbent (ELISA, EIA). Ini mengukur tingkat darah dari jenis antibodi (immunoglobulin E, atau IgE) yang mungkin dibuat tubuh dalam menanggapi alergen tertentu. Kadar IgE sering kali lebih tinggi pada orang yang memiliki alergi atau asma.
Metode pengujian laboratorium lainnya, seperti radioallergosorbent testing (RAST) atau immunoassay capture test (ImmunoCAP, UniCAP, atau Pharmacia CAP), dapat digunakan untuk memberikan informasi lebih lanjut. RAST merupakan pemeriksaan darah yang akurat untuk mengukur kadar IgE spesifik dalam darah.
Friday, May 10, 2013
8 Cara Ini Bisa Diandalkan untuk Mencegah Mulas
Berbagai aktivitas yang sedang dilakukan bisa jadi terhenti akibat
gangguan perut mulas. Mulai dari rasa ingin ke toilet, keringat dingin
bercucuran, hingga rasa melilit dapat menghinggapi.
Untuk mencegahnya ternyata tidak sulit lho. Dikutip dari Times of India, Jumat (10/5/2013) berikut ini sederet tips yang dapat Anda pilih untuk meredakan mulas.
1. Makan Pisang
Pisang dikenal memiliki kualitas tertentu yang membantu melawan keasaman dan rasa mulas. Biasakan untuk mengonsumsinya satu buah setiap hari.
2. Hindari makan terburu-buru
Semakin banyak Anda mengunyah makanan, semakin baik makanan akan dicerna.
3. Makan makanan ringan
Pastikan bahwa Anda makan makanan ringan dan tidak hanya tiga kali makan besar setiap hari. Kesenjangan yang besar antara jarak makan dapat menimbulkan gas.
4. Hindari makanan asam dan pedas
Makanan seperti acar, mustard, cuka, cokelat, teh atau kopi yang berlebihan serta buah jeruk atau jus, minuman berkarbonasi, juga makanan pedas dikenal dapat meningkatkan keasaman dalam tubuh Anda. Pastikan konsumsinya dalam jumlah yang terkontrol.
5. Jauhi salad mentah
Anda dapat menghindari konsumsi salad mentah yang banyak mengandung bawang, kol atau lobak.
6. Ingat minum
Minumlah setidaknya 10 gelas air setiap hari.
7. Madu dan cuka apel
Biasakan untuk mengonsumsi campuran dua sendok teh cuka sari apel alami dan jumlah yang sama madu mentah dalam segelas air sebelum makan.
8. Hindari makan sebelum tidur
Nah, jika masih saja merasa mulas Anda dapat mencoba meringankannya dengan mengonsumsi makanan seperti semangka, pisang, almond dan mentimun. Anda juga dapat mencoba menikmati jus mint setelah selesai makan. Selamat mencoba.
Untuk mencegahnya ternyata tidak sulit lho. Dikutip dari Times of India, Jumat (10/5/2013) berikut ini sederet tips yang dapat Anda pilih untuk meredakan mulas.
1. Makan Pisang
Pisang dikenal memiliki kualitas tertentu yang membantu melawan keasaman dan rasa mulas. Biasakan untuk mengonsumsinya satu buah setiap hari.
2. Hindari makan terburu-buru
Semakin banyak Anda mengunyah makanan, semakin baik makanan akan dicerna.
3. Makan makanan ringan
Pastikan bahwa Anda makan makanan ringan dan tidak hanya tiga kali makan besar setiap hari. Kesenjangan yang besar antara jarak makan dapat menimbulkan gas.
4. Hindari makanan asam dan pedas
Makanan seperti acar, mustard, cuka, cokelat, teh atau kopi yang berlebihan serta buah jeruk atau jus, minuman berkarbonasi, juga makanan pedas dikenal dapat meningkatkan keasaman dalam tubuh Anda. Pastikan konsumsinya dalam jumlah yang terkontrol.
5. Jauhi salad mentah
Anda dapat menghindari konsumsi salad mentah yang banyak mengandung bawang, kol atau lobak.
6. Ingat minum
Minumlah setidaknya 10 gelas air setiap hari.
7. Madu dan cuka apel
Biasakan untuk mengonsumsi campuran dua sendok teh cuka sari apel alami dan jumlah yang sama madu mentah dalam segelas air sebelum makan.
8. Hindari makan sebelum tidur
Nah, jika masih saja merasa mulas Anda dapat mencoba meringankannya dengan mengonsumsi makanan seperti semangka, pisang, almond dan mentimun. Anda juga dapat mencoba menikmati jus mint setelah selesai makan. Selamat mencoba.
Wednesday, May 1, 2013
Olahraga-olahraga Berbahaya yang Bisa Memicu Serangan Asma
Asma adalah salah satu penyakit saluran pernafasan yang dalam tahap
berat akan sangat mengganggu aktivitas pengidapnya. Jangankan untuk
olahraga, untuk keluar rumah saja mungkin membutuhkan kesiapan kesehatan
yang total.
Tetapi, jangan khawatir. Ada beberapa olahraga yang dapat dilakukan oleh penderita asma dalam tahap ringan seperti disampaikan Prof dr Faisal Yunus, SpP(K), MD, PhD dalam perbincangan dengan detikHealth, yang ditulis Rabu (1/5/2013).
Menurut Prof Faisal pasien atau penderita asma boleh melakukan olahraga bahkan sangat disarankan. "Tetapi yang disarankan adalah olahraga yang bisa memperbaiki keadaan paru-parunya seperti berenang, senam, dan sepeda, 3 olahraga ini sangat dianjurkan bagi penderita asma," ujar dokter spesialis paru RS MH Thamrin ini.
Olahraga seperti berenang akan melatih dan meningkatkan fungsi serta kapasitas paru-paru jika dilakukan secara rutin. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika penderita asma ingin melakukan olahraga lainnya.
Ada beberapa olahraga yang tidak disarankan bahkan berbahaya bagi penderita asma. "Olahraga yang berbahaya atau dilarang adalah olahraga yang dilakukan dalam waktu cepat dan singkat seperti lari, sprint, tenis, basket. Berbeda dengan bola, kalau bola pemainnya tidak terus-terusan dari awal sampai akhir berlari kan? Jadi masih tidak apa-apa," jelasnya.
Seperti diketahui, asma mulai mengganggu aktivitas penderitanya dalam tahap persisten sedang. Sebab, pada tahapan ini arus puncak ekspirasi (APE) dan volume ekspirasi paksa (VEP) terbaik pada paru-paru hanya 60-80 persen.
Oleh sebab itu, Prof Faisal menyarankan untuk selalu melakukan pemanasan sebelum memulai olahraga. "Sebelum melakukan olahraga ada baiknya melakukan pemanasan, kalau takut terjadi hal berbahaya sebaiknya pakai inhealernya dulu baru beraktivitas atau berolah raga," katanya.
Nah, untuk Anda penderita asma tidak perlu khawatir untuk melakukan olahraga, khususnya olahraga yang tentu direkomendasikan untuk Anda. Dengan olahraga yang tepat tentu dapat membawa manfaat.
Tetapi, jangan khawatir. Ada beberapa olahraga yang dapat dilakukan oleh penderita asma dalam tahap ringan seperti disampaikan Prof dr Faisal Yunus, SpP(K), MD, PhD dalam perbincangan dengan detikHealth, yang ditulis Rabu (1/5/2013).
Menurut Prof Faisal pasien atau penderita asma boleh melakukan olahraga bahkan sangat disarankan. "Tetapi yang disarankan adalah olahraga yang bisa memperbaiki keadaan paru-parunya seperti berenang, senam, dan sepeda, 3 olahraga ini sangat dianjurkan bagi penderita asma," ujar dokter spesialis paru RS MH Thamrin ini.
Olahraga seperti berenang akan melatih dan meningkatkan fungsi serta kapasitas paru-paru jika dilakukan secara rutin. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika penderita asma ingin melakukan olahraga lainnya.
Ada beberapa olahraga yang tidak disarankan bahkan berbahaya bagi penderita asma. "Olahraga yang berbahaya atau dilarang adalah olahraga yang dilakukan dalam waktu cepat dan singkat seperti lari, sprint, tenis, basket. Berbeda dengan bola, kalau bola pemainnya tidak terus-terusan dari awal sampai akhir berlari kan? Jadi masih tidak apa-apa," jelasnya.
Seperti diketahui, asma mulai mengganggu aktivitas penderitanya dalam tahap persisten sedang. Sebab, pada tahapan ini arus puncak ekspirasi (APE) dan volume ekspirasi paksa (VEP) terbaik pada paru-paru hanya 60-80 persen.
Oleh sebab itu, Prof Faisal menyarankan untuk selalu melakukan pemanasan sebelum memulai olahraga. "Sebelum melakukan olahraga ada baiknya melakukan pemanasan, kalau takut terjadi hal berbahaya sebaiknya pakai inhealernya dulu baru beraktivitas atau berolah raga," katanya.
Nah, untuk Anda penderita asma tidak perlu khawatir untuk melakukan olahraga, khususnya olahraga yang tentu direkomendasikan untuk Anda. Dengan olahraga yang tepat tentu dapat membawa manfaat.
Subscribe to:
Posts (Atom)