Thursday, March 17, 2016

Kelebihan dan Kekurangan Stent Jantung Generasi Terbaru


Kelebihan dan Kekurangan Stent Jantung Generasi TerbaruJakarta, Stent atau populer juga disebut ring jantung adalah sebuah tabung kecil terbuat dari jalinan logam yang khusus dibuat agar bisa diselipkan ke dalam pembuluh darah. Fungsinya sebagai penyangga agar pembuluh yang tersumbat bisa membuka maksimal mengalirkan darah.

Biasanya pasien yang terdeteksi mengalami penyempitan pembuluh darah akan disarankan oleh dokter untuk menjalani pemasangan stent sebelum terjadi serangan jantung atau stroke.

"Problem dari stent ini adalah misal pada suatu saat membutuhkan operasi bypass metalnya agak menyulitkan, atau bisa juga suatu waktu metal itu akan berkerak dan pembuluh darahnya enggak elastis lagi. Padahal pembuluh darah itu bergerak terus dan seperti kita tahu metal galau bergerak terus kadang bisa patah," kata spesialis jantung Profesor Dr dr Teguh Santoso.

Nah terkait hal tersebut Indonesia bisa dibilang cukup maju penerapan teknologi stentnya. Hal ini terbukti dari terpilihnya tim dokter Indonesia yang dipimpin oleh Prof Santoso untuk melakukan demonstrasi pemasangan stent generasi terbaru dari jenis drug eluting stent (DES) bernama Bioresorbable Vascular Scaffold (BVS) secara live untuk konferensi internasional China Interventional Therapeutics (CIT) 2016.

DES sendiri adalah stent yang dibalut oleh obat khusus sehingga dalam jangka waktu sekitar 2-5 tahun setelah terpasang, logam stent perlahan akan terserap oleh tubuh. Hasilnya ia akan menjadi bagian dari dinding pembuluh darah dan tak meninggalkan residu toksik di tubuh.

"Untuk negara kita operasi semacam ini memang lebih sering dilakukan daripada negara-negara lain," kata Prof Santoso ketika ditemui setelah melakukan demonstrasi live di RS Medistra, Jakarta, Kamis (17/3/2016).

Namun demikian diakui oleh Prof Santoso bahwa masih ada kekurangan yang dimiliki stent BVS. Teknologi yang mulai diterapkan sekitar empat tahun lalu ini di Indonesia masih terbatas ketersedian ukurannya sehingga hanya bisa untuk beberapa kasus penyempitan pembuluh darah saja yang cocok.

Selain itu karena stent masih diimpor, harganya bisa cukup mahal dan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tak menanggungnya.

"Satu scaffold itu harganya bisa dua kali dari harga stent yang orang sering bilang cincin. Di sini belum bisa masuk BPJS," tutup Prof Santoso.

No comments: