Monday, March 14, 2016

5 Penyakit Tak Menular yang 'Gerogoti' Dana BPJS


5 Penyakit Tak Menular yang Gerogoti Dana BPJSJakarta, Setelah dua tahun berjalan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tiap tahunnya melaporkan selalu defisit. Artinya pengeluaran selalu melebihi anggaran yang telah disediakan baik dari iuran peserta mau pun dari anggaran pemerintah.

Data BPJS Kesehatan menyebut pada tahun 2015 hampir seperempat anggaran (Rp 13,6 triliun) habis untuk mengobati penyakit tak menular di masyarakat yang sebetulnya bisa dicegah. Oleh karena itu agar program BPJS ini bisa terus berlangsung diperlukan kerja sama untuk mulai mengubah gaya hidup.

Di antara beberapa penyakit tak menular, Direktur Pelayanan BPJS Maya Amyarni Husadi mengatakan lima penyakit yang paling banyak memakan biaya di antaranya:

1. Jantung

Penyakit kardiovaskular terutama jantung memakan biaya paling besar di BPJS hinga mencapai 13 persen. Kondisi penyakit ini disebabkan oleh gaya hidup tak sehat yang minim olahraga, konsumsi makanan tinggi kolesterol, dan juga merokok.

Tindakan untuk jantung yang biasa dilakukan seperti operasi bedah, pemasangan ring, dan obat-obatan adalah contoh hal-hal yang biasa ditanggung oleh BPJS.

2. Gagal ginjal

Kasus kegagalan ginjal disebut oleh Maya memakan sekitar 7 persen anggaran BPJS. Penyebab penyakit ini umumnya adalah karena pola minum yang tak sehat antara terlalu sedikit minum air putih atau terlalu sering mengonsumsi alkohol. Selain itu diabetes yang tak terkontrol disebut juga bisa membuat kegagalan ginjal dalam perjalanannya.

Prosedur tindakan yang paling banyak memakan dana dari penyakit ini adalah operasi cangkok ginjal.

3. Kanker

Menurut data BPJS tahun 2015 pengobatan kanker masyarakat Indonesia memakan sekitar 4 persen anggaran. Kanker ada beragam jenisnya sehingga penyebabnya beragam, namun sebagian besar sekali lagi karena gaya hidup tak sehat.

Sebagai contoh kanker payudara, testis, paru, dan usus bisa dipicu karena bertahun-tahun seseorang mengonsumsi makanan tak sehat atau merokok.

Meski demikian ada juga kanker yang tak disebabkan olah gaya hidup seperti kanker serviks akibat human papiloma virus (HPV). Kanker ini juga banyak menyerap biaya namun BPJS berusaha mengatasinya dengan melakukan skrining sehingga bisa dicegah sebelum berkembang di masyarakat.

4. Stroke

Orang yang sudah kena serangan stroke dan alami kelumpuhan akan sulit kembali lagi menjadi normal. Oleh karena itu meski untuk BPJS penyakit ini hanya memakan sekitar 2% anggaran, namun untuk ekonomi Indonesia dampaknya bisa lebih besar.

Serangan stroke yang faktor risikonya hampir sama seperti penyakit jantung dapat membuat orang yang produktif berubah menjadi beban ekonomi. Baik untuk keluarga mau pun negara.

5. Thalasemia

Thalasemia atau penyakit darah bulan sabit adalah penyakit keturunan yang khas karena sel darah merah pengidapnya terlihat seperti bulan sabit. Karena bentuk yang tak abnormal itu maka darah kesulitan untuk membawa oksigen yang cukup.

Menurut data BPJS thalasemia mengonsumsi 0,7 anggaran pada tahun 2015 yang sebagian dihabiskan untuk donor darah seumur hidup.

Untuk mencegah agar anak tak terkena penyakit ini maka cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan genetik pada pasangan yang ingin menikah.

No comments: