Setiap orang pasti ingin mencapai orgasme saat melakukan hubungan seks.
Tapi sayangnya beberapa perempuan tidak bisa mencapai kondisi ini. Ada
beberapa tipe perempuan yang tidak bisa merasakan orgasme.
Orgasme
adalah perasaan kenikmatan fisik yang intens dan pelepasan ketegangan
yang disertai dengan kontraksi ritmik dari otot dasar panggul. Tak
selamanya perempuan yang mencapai orgasme bisa dideteksi atau
mengeluarkan suara.
Kesulitan atau tidak bisa mencapai orgasme
setelah mendapat rangsangan seksual yang cukup disebut dengan istilah
medis anorgasmia. Kondisi ini lebih umum dialami oleh perempuan.
Berdasarkan
definisi, gejala utama dari anorgasmia adalah ketidakmampuan seseorang
untuk mencapai orgasme atau mengalami penundaan yang lama dalam
mendapatkan puncak kenikmatan seks ini.
Namun sebenarnya ada beberapa jenis dari anorgasmia yang bisa dialami oleh perempuan, seperti dikutip dari Mayoclinic, Senin (29/10/2012) yaitu:
1. Primary anorgasmia
Jenis ini berarti seseorang tidak akan pernah mengalami orgasme.
2. Secondary anorgasmia
Jenis ini berarti seseorang dulu pernah bisa mencapai orgasme, tapi sekarang ia kesulitan mencapai klimaks tersebut.
3. Situational anorgasmia
Jenis
ini berarti seseorang hanya bisa mengalami orgasme dalam keadaan
tertentu saja, misalnya selama oral seks atau masturbasi. Hal ini paling
umum dialami oleh perempuan, sebagian besar perempuan mengalami orgasme
yang berasal dari stimulasi klitoris.
4. General anorgasmia
Jenis ini berarti seseorang tidak bisa mengalami orgasme dalam situasi apapun atau dengan pasangan seksual manapun.
Puncak
kenikmatan seks ini adalah suatu reaksi yang benar-benar kompleks dan
melibatkan banyak faktor mulai dari fisik, emosional dan psikologis.
Jadi, jika seseorang memiliki masalah pada salah satu faktor tersebut
bisa mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai orgasme.
Jika
aktivitas seksual ini membuat seseorang merasa tertekan, sebaiknya
buatlah janji dengan dokter. Umumnya dokter akan menanyakan terlebih
dahulu gejala yang dirasakan, lalu mengenai riwayat seksual dan juga
penyakit yang pernah dimiliki oleh pasien.
Berdasarkan informasi
ini, dokter nantinya dapat mengetahui kondisi apa yang mendasarinya.
Nantinya perawatan yang diberikan bisa sekadar perubahan gaya hidup,
pemberian terapi atau perawatan kombinasi.
No comments:
Post a Comment