Thursday, April 24, 2014

Masalah-masalah Seputar Sperma yang Bikin Pria Susah Punya Anak

Kualitas dan kuantitas sperma merupakan faktor penting bila seorang pria ingin memiliki momongan. Berbagai masalah seputar sperma bisa membuat pria kesulitan menghamili pasangan, bahkan membuatnya infertil alias mandul.

Berikut berbagai masalah yang bisa menyerang sperma :


1. Azoospermia

Azoospermia didefinisikan sebagai kondisi di mana tidak adanya sperma dalam air mani saat pria ejakulasi. Hal ini terjadi pada 5 persen dari pria infertil dan menjadi penyebab susahnya pasangan suami istri mendapatkan keturunan.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang berpengaruh pada produksi sperma, juga adanya penyumbatan pada organ yang berperan dalam produksi sperma.


2. Hipospermia

Hipospermia merupakan kondisi di mana volume air mani atau cairan sperma yang diejakulasikan kurang dari jumlah normal, yaitu sekitar 1 sendok teh (2-5 ml) setiap ejakulasi. Karena jumlah yang tidak memadai untuk membawa cairan sperma kontak dengan leher rahim, kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesuburan.

"Istilah hipospermia berkaitan dengan volume cairan sperma, normalnya sekitar 1 sendok teh (2-5 ml) setiap ejakulasi," jelas dr Andri Wanananda MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta.

Sesekali produksi air mani rendah mungkin normal. Namun, jika volumenya tetap rendah, dan jika Anda dan pasangan mengalami masalah kesuburan, diperlukan pengobatan yang dapat membantu dalam memperbaiki masalah tersebut.

Berikut beberapa penyebab hipospermia:

1. Sumbatan dalam vesikula seminalis atau saluran ejakulasi, kadang-kadang karena varikokel (varises vena), atau kista.
2. Retrograde ejaculation, terjadi ketika air mani memasuki kandung kemih selama orgasme, bukan muncul dari ujung penis.
3. Infeksi tertentu
4. Kelainan hormonal


3. Teratozoospermia

Teratozoospermia artinya morfologi (bentuk) sperma banyak yang abnormal. Pada penderita teratozoospermia bentuk sperma yang abnormal lebih dari 30 persen.

Sementara sperma masih dianggap normal bila yang abnormal hanya 30 persen. Bentuk sperma yang normal memiliki kepala dan ekor, sedangkan yang abnormal memiliki dua kepala atau dua ekor.

"Penyebab teratozoospermia pada umumnya infeksi pada testis (buah zakar) atau pada saluran reproduksi," jelas dr Andri.

Salah satu faktor untuk mendapatkan keturunan adalah sperma yang harus sehat. Laki-laki yang sehat akan memproduksi 70-150 juta sperma per hari. Sperma ini terdapat dalam air mani yang mana rata-rata volume air mani normal yang dihasilkan pada ejakulasi adalah 2-5 ml (setengah sampai 1 sendok makan ukuran Inggris).


4. Oligospermia

Jumlah sperma yang rendah berarti cairan (air mani) yang diejakulasikan selama orgasme berisi sperma lebih sedikit dari biasanya. Jumlah sperma rendah juga disebut oligospermia, sedangkan air mani yang tak memiliki sperma sama sekali disebuh azoospermia. Sperma dianggap lebih rendah dari normal jika jumlahnya kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani.

Memiliki jumlah sperma rendah mengurangi kemungkinan salah satu sperma untuk membuahi sel telur pasangan agar terjadi kehamilan. Meskipun demikian, banyak pria yang memiliki jumlah sperma rendah masih mampu menjadi seorang ayah.

Faktor risiko oligospermia antara lain kebiasaan merokok, minum alkohol, obat-obatan terlarang, berbadan gemuk atau obesitas, infeksi tertentu di masa lalu atau sekarang, racun tertentu, overheat testis, vasektomi, pria yang terlahir dengan gangguan kesuburan atau memiliki hubungan darah dengan gangguan kesuburan, memiliki kondisi medis tertentu, termasuk tumor dan penyakit kronis, menjalani pengobatan kanker, seperti operasi atau radiasi, mengonsumsi obat-obatan tertentu, melakukan kegiatan berkepanjangan, seperti bersepeda atau menunggang kuda, terutama bila pedal keras.


5. Sperma encer

"Cairan sperma yang tampak encer secara kasat mata, belum bisa dijadikan patokan penentu fertilitas (kesuburan) pria," jelas dr Andri.

dr Andri menegaskan air mani encer tidak dapat ditentukan secara kasat mata. Harus dipastikan dengan analisa laboratorium untuk menentukan densitas (lebih dari 20.000/ml), motilitas (lebih dari 50 persen sel jantan masih gerak dalam 4 jam), sel jantan abnormal harus kurang dari 40 persen, dan volume cairan sperma lebih dari 2 ml tiap ejakulasi.

"Faktor-faktor tersebut adalah tolok ukur untuk menentukan kesuburan pria," lanjutnya.

Tapi menurut dr Andri, ciri air mani yang sehat antara lain ketika ejakulasi, air mani membentuk cairan yang lengket seperti jelly. Jika terlalu encer dapat menyebabkan masalah kesuburan.

No comments: