Sunday, December 23, 2012

Dunia Pernah Hampir Kiamat Cuma Gara-gara Bakteri

Habisnya penanggalan suku Maya yang jatuh pada hari ini terbukti bukanlah akhir zaman atau kiamat. Tidak ada hujan meteor atau letusan gunung berapi maha dahsyat yang terjadi. Namun tahukah Anda bahwa kiamat pernah hampir terjadi berjuta-juta tahun lalu? Bukan karena bencana alam, tapi karena serangan mikroba.

Sekitar 251 juta tahun yang lalu, 90 persen dari spesies bumi punah. Kepunahan massal atau disebut 'Great Dying' ini membunuh 96 persen hewan laut dan 70 persen hewan darat. Bahkan bumi membutuhkan waktu 10 juta tahun untuk mengembalikan keanekaragaman hayati yang telah musnah.

Para ilmuwan memiliki beberapa teori untuk menjelaskan hal ini. Ada yang menyebutkan penyebabnya adalah meteor yang menghantam bumi. Sebagian besar peneliti percaya bahwa kiamat tersebut diakibatkan letusan serangkaian gunung berapi di wilayah Siberia yang meningkatkan gas rumah kaca dan akhirnya membunuh banyak spesies bumi.

Namun Daniel Rothman dari Massachusetts Institute of Technology memiliki penjelasan yang berbeda. Dalam makalahnya yang dipresentasikan pada pertemuan American Geophysical Union, ia percaya bahwa kepunahan massal disebabkan oleh sesuatu yang jauh lebih kecil, yaitu satu jenis bakteri.

Rothman menganalisis sampel sedimen dari akhir era Permian yang diperoleh di Cina. Dia menemukan bahwa kenaikan kadar karbon yang terjadi terlalu tajam jika hanya disebabkan oleh peristiwa geologi seperti letusan gunung berapi. Dia berpendapat bahwa penyebab naiknya kadar karbon tersebut adalah bakteri.

Bakteri tersebut bernama Methanosarcina, yaitu jenis mikroba yang hidup di laut dan menghasilkan sebagian besar gas metana di dunia hingga saat ini. Seperti dikutip dari Medical Daily, Jumat (21/12/2012), Rothman menemukan bahwa Methanosarcina sudah memiliki kemampuan menghasilkan metana sejak 231 juta tahun lalu.

Untuk menghasilkan metana dengan cepat, mathanosarcina membutuhkan nikel. Kadar nikel ditemukan melonjak hampir 251 juta tahun yang lalu. Diduga penyebabnya karena muntahan lava dari gunung berapi Siberia. Jadi secara langsung, methanosarcina lah yang sebenarnya bertanggung jawab memproduksi metana yang memusnahkan sebagian besar spesies bumi.

Walau demikian, banyak ahli yang tidak setuju dengan teori ini, salah satunya adalah Anthony Cohen dari United Kingdom's Open University. Menurut Cohen, teori tersebut membutuhkan banyak asumsi. Dia juga mempertanyakan bagaimana caranya lava dapat masuk ke lautan di seluruh dunia.

No comments: