Setiap orang tentu memiliki posisi tidur favorit yang sesuai dengan
kenyamanannnya masing-masing. Namun jika Anda dan pasangan sah ingin
meningkatkan gairah bercinta, ada baiknya mencoba posisi tidur ini pada
malam-malam sebelumnya. Dilansir LimeLife, Minggu
(27/10/2013), posisi tidur dengan tengkurap merupakan posisi terbaik
yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami mimpi
erotis dan pada akhirnya membantu meningkatkan gairah seseorang untuk
bercinta. Sehingga pasangan suami istri yang sedang jenuh atau mengalami
penurunan gairah bercinta bisa melakukannya untuk memperbaiki hubungan.
Peneliti
dari Shue Yan University, Hong Kong, Calvin Kai-Ching Yu, melakukan
survei pada 670 responden di mana dua pertiga di antaranya adalah
perempuan. Seluruh responden ini ditanyakan mengenai mimpi apa yang
mereka alami dan posisi tidur apa yang mereka gunakan di malam hari.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidur dengan posisi
tengkurap lebih mungkin untuk melaporkan munculnya gairah bercinta. Hal
ini dimungkinkan bahwa ketika tidur tengkurap organ intim Anda akan
berhadapan langsung dengan tempat tidur. Anda juga akan lebih sulit
untuk bernapas, sama seperti ketika sedang bercinta.
Para
peneliti percaya kondisi ini berhubungan dengan fakta bahwa ketika Anda
tidur dengan posisi tengkurap, maka Anda akan mendapatkan lebih sedikit
udara, sehingga akan lebih sulit untuk bernapas. Jika Anda dan pasangan
ingin menambahkan variasi lain, cobalah untuk menambahkan tumpukan
bantal di bawah selangkangan.
"Saya percaya, selama tidur otak
tidak benar-benar terlepas dari dunia luar, sehingga kondisi-kondisi
yang diakibatkan oleh posisi saat tidur pun bisa mempengaruhi apa yang
tubuh rasakan," ungkap Kai-Ching Yu.
Bagi yang sudah berpasangan, hubungan seks secara rutin banyak
dianjurkan karena selain menjaga keharmonisan juga bisa memberikan
manfaat kesehatan. Namun bagi yang jauh dari pasangan, menahan hasrat
bercinta juga ada manfaatnya.
Beberapa manfaat dari puasa seks adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari Yourtango, Rabu (16/10/2013).
1. Tubuh semakin kuat
Beberapa
ahli berpendapat, impuls atau rangsangan seksual dalam jangka panjang
bisa melemahkan tubuh. Dalam kaitannya dengan kesehatan, beberapa
penyakit diyakini datang karena terlalu memanjakan impuls tersebut.
Berdasarkan teori tersebut, puasa seks selama beberapa waktu bisa
memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memperkuat daya tahannya sendiri.
2. Makin menghargai diri sendiri
Banyak
orang sulit menerima diri apa adanya, khsususnya jika sudah menyangkut
pendapat orang. Menghindari seks untuk sementara waktu berarti semakin
mendekatkan diri dengan diri sendiri dan pada saat itu perasaan insecure
dan tidak percaya diri akan berkurang. Singkatnya, akan semakin
menyayangi diri sendiri.
3. Menjaga tubuh tetap ramping
Meski
banyak yang menyamakan seks dengan olahraga, bukan berarti bila tidak
dilakukan maka tumbuh akan gemuk. Justru saat seseorang jauh dari
pasangan, godaan untuk makan enak berduaan akan berkurang sehingga berat
badan lebih terjaga. Jadi, tidak usah mengeluh kalau hanya sementara
waktu harus puasa seks.
4. Belajar menemukan kepuasan sendiri
Beberapa
orang akan melakukan masturbasi saat jauh dari pasangan. Kalaupun harus
dilakukan, tidak masalah karena tidak ada penelitian yang menunjukkan
efek samping dari masturbasi selama tidak berlebihan. Justru, sensasi
memuaskan diri sendiri kadang 'berbeda' kalau tidak ingin dibilang lebih
menantang.
5. Tak khawatir ada yang hamil
Bagi
pasangan baru menikah, hamil dan punya anak tentu sangat membahagiakan.
Namun bagi yang sudah punya anak dan ingin membatasi kelahiran,
tentunya tidak akan berharap mengalami kehamilan yang tidak
direncanakan. Puasa seks saat jauh dari pasangan bisa mencegah risiko
tersebut.
Banyak orang merayakan Idul Adha dengan membuat makanan yang terbuat
dari daging kambing seperti sate dan gulai. Tapi hati-hati, terlalu
banyak mengonsumsi daging kambing justru akan mengacaukan.
"Dampak
langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit.
Nanti kalau sembelit susah buang air besar dan berdarah, maka akan
mengakibatkan ambeien," kata dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB,
FINASIM, FACP dalam rilisnya yang diterima seperti ditulis Senin (14/10/2013).
dr
Ari menambahkan jika orang yang bersangkutan mempunyai penyakit GERD,
penyakit di mana asam atau isi lambung berbalik arah ke esophagus lalu
ke tenggorokan maka kemungkinan GERDnya akan bertambah parah setelah
mengonsumsi daging kambing berlebihan GERD.Selain sembelit dan
memperparah GERD, dr Ari juga mengingatkan bahwa konsumsi berlebih
daging kambing bisa menimbulkan efek jangka
panjang yaitu meningkatnya kadar lemak dan kolesterol darah.
Menurut
dr Ari, daging kambing seperti daging merah lainnya yang berjadar lemak
tinggi. Apalagi lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh.
"Lemak
jenuh ini banyak mengandung lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding
pembuluh darah kita. Selain lemak, daging kambing juga
mengandung protein hewani yang dibutuhkan untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun," jelas dr Ari.
Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi saat anak-anak tidak didampingi
orang tuanya. Misalnya saja terjatuh, mimisan, atau terbentur. Oleh
karena itu, penting memberi pengetahuan anak tentang pertolongan pertama
yang bisa diberikan ketika mereka sakit.
"Pertolongan pertama
penting tidak hanya bagi mereka sendiri tapi juga ketika ada temannya
yang sakit atau terluka. Namun ini hanya bersifat pertolongan dini saja,
yang penting mereka harus segera minta bantuan orang yang lebihg
dewasa," kata dr Rohana Damanik.
Hal itu disampaikan dr Ana saat
melatih peserta First Aid Children Class di Gran Melia Hotel Jl HR
Rasuna Said, Jakarta Selatan, Minggu (13/10/2013). Berikut ini
pertolongan pertama yang bisa diajarkan pada anak-anak supaya mereka
bisa menolong teman atau dirinya sendiri ketika sakit atau terluka:
1. Terkena air panas
Siram
luka bakar dengan air yang mengalir selama sepuluh menit. Setelah itu,
supaya tidak kotor, tutup luka dengan plastik atau handuk yang bersih.
Namun sebetulnya untuk mengatasi luka bakar cukup dengan menyiramnya
menggunakan air mengalir.
2. Mimisan
Beradalah pada posisi duduk lalu pencet bagian bawah hidung dengan kepala agak menunduk sedikit.
3. Tersedak
Jika
sedang bersama dengan temannya, sebaiknya si anak bertanya dulu 'kamu
kenapa' kepada si teman. Sebab, terkadang ada anak yang jahil
berpura-pura tersedak. Untuk menolong teman yang tersedak, pukul
punggung menggunakan bagian bawah telapak tangan sebanyak lima kali,
jika tidak berhasil ulangi lagi lima kali.
4. Terluka
Anak-anak
sebaiknya tidak menggunakan rivanol atau alkohol. Pokok dari penanganan
luka adalah memberhentikan pendarahan. Maka, sebagai pertolongan
pertama cukup gunakan plester untuk menutup luka yang kecil.
5. Terbentur
Kompres bagian yang terbentur dengan sesuatu yang dingin, tidak harus es batu, misalnya botol air es juga bisa digunakan
Atlanta, Pernah ada penelitian yang mengukapkan seorang
pria yang memiliki kadar hormone testosteron yang rendah ternyata dapat
diandalkan menjadi ayah yang hebat. Sebuah penelitian terbaru menemukan
hal termutakhir: pria dengan ukuran testis yang lebih kecil bisa jadi
orang tua yang lebih baik.
Penelitian ini menemukan pria
bertestis kecil cenderung lebih banyak dilibatkan dalam aktivitas
parenting seperti merawat anak. Studi ini membenarkan anggapan adanya
trade-off antara hasrat bercinta dan kegiatan parenting pada pria yang
sudah memiliki anak.
Hormon testosteron pria akan menurun
setelah memiliki anak. Akibatnya, insting seksualnya turut menurun.
Menurut para peneliti, hal ini menyebabkan pria dapat menyalurkan
energinya untuk merawat anak.
dr James Rilling dari Atlanta’s
Emory University, AS, berusaha mencari tahu hubungan antara ukuran
testis dengan parenting. Volume testis seorang pria menentukan produksi
sperma dan hormon testosteronnya. Penelitian ini ia lakukan pada 70
orang ayah berusia 21-43 tahun, yang anak-anaknya masih kecil.
Dengan
menggunakan scan MRI, Rilling mengukur testis mereka dan
menghubungkannya dengan reaksi otak yang menunjukkan insting
ke-orangtua-an mereka. Dalam tahapan penelitian, mereka diperlihatkan
foto anak mereka masing-masing, foto anak orang lain, dan foto orang
dewasa lainnya. Demikian dilansir Mirror, Jumat (11/10/2013).
Saat
melihat foto anak mereka sendiri, peneliti melihat reaksi otak yang
lebih besar pada pria yang memiliki testis lebih kecil. Ini menunjukkan
bahwa mereka memiliki respons yang lebih baik terhadap anak mereka.
"Hubungan
antara ukuran testis dan aktivitas otak dalam respons kegiatan
parenting, membenarkan anggapan tentang trade-off antara hasrat bercinta
dan menjadi orang tua," ungkap Rilling.
Terkait pengendalian rokok dan tembakau, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi kembali menyampaikan uneg-unegnya. Kali ini berkaitan dengan beberapa pihak yang masih keberatan untuk menyetujui FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).
Menurut
Menkes, beberapa kalangan menolak FCTC karena menganggap konvensi ini
bakal membuat Indonesia didikte oleh pihak asing. Bagi Menkes sendiri,
justru dengan menjadi bagian dari konvensi tersebut maka Indonesia tidak
akan menjadi sasaran produk rokok.
"Rokok sudah ditolak di semua
negara, Indonesia-lah yang jadi tempat sampah," kata Menkes usai
melantik sejumlah pejabat eselon II di Gedung Kementerian Kesehatan, Jl
Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2013).Menkes juga
berpendapat Indonesia justru bisa memberi masukan positif terkait
pengendalian tembakau jika menyetujui FCTC. Terlebih, Indonesia juga
terlibat dalam pembahasannya. Karena itu, Menkes keberatan jika FCTC
disebut sebagai produk asing.
Islamic Solidarity Games 2013 Sukses Tanpa Sponsor Rokok
Sementara
itu, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(P2PL), Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengapresiasi penyelenggaraan 3rd
Islamic Solidarity Games di Palembang, Sumatera Selatan. Gelaran
olahraga yang diikuti 50 negara berpenduduk Islam itu tidak disoponsori
oleh produk rokok.
"Yang amat menarik dan patut diapresiasi
adalah kebijakan bahwa 3rd Islamic Solidarity Games 2013 adalah pesta
olahraga bebas asap rokok," tulis Prof Tjandra Yoga dalam emailnya
kepada wartawan.
Prof Tjandra mengatakan dalam kunjungannya ke
daerah Jakabaring, Palembang, ada larangan merokok di semua kawasan
olahraga. Aktivitas berjualan rokok juga dilarang, sementara iklan rokok
tidak ditemukan dalam pengamatan Prof Tjandra.
Atas kebijakan
ini, Prof Tjandra mengaku sudah menyampaikan surat apresiasi ke ketua
pelaksana. Sebelumnya, Indonesia juga sukses menggelar SEA Games tanpa
menggunakan sponsor rokok.