Alih-alih kelebihan berat badan, obesitas sebenarnya didefinisikan
sebagai kelebihan penyimpanan lemak dalam tubuh. Meski banyak ragamnya,
tapi yang jelas obesitas adalah 'pintu' dari banyak penyakit yang
mengancam jiwa.
Dr Ramen Goel, kepala divisi operasi bariatrik
dari Nova Specialty Surgery, Tardeo Mumbai, India pun memaparkan 10
penyakit yang berawal dari obesitas dan seharusnya membuat banyak orang
berpikir ribuan kali jika ingin seenaknya makan atau malas-malasan yang
menyebabkan obesitas seperti dilansir Timesofindia, Senin (29/7/2013) berikut ini.
1. Diabetes tipe 2
Obesitas
adalah salah satu penyebab utama diabetes tipe 2. Berbagai studi telah
menunjukkan bahwa semakin tinggi berat badan seseorang maka risikonya
terserang diabetes juga meningkat.
Padahal penyakit diabetes yang
tidak terkontrol sendiri dapat menyebabkan komplikasi serius seperti
tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke otak, kebutaan, gagal
ginjal, serta kerusakan saraf berikut amputasi organ tubuh tertentu.
2. Serangan jantung
Obesitas
dan kelebihan berat badan kerapkali dikaitkan dengan sejumlah faktor
yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (serangan
jantung) seseorang. Abdominal obesity atau lemak perut juga dikatakan
sebagai salah satu faktor risiko utama penyebab penyakit jantung.
3. Tekanan darah tinggi
Penambahan
berat badan dan hipertensi dikatakan dapat meningkatkan risiko tekanan
darah tinggi. Itulah mengapa upaya pengurangan berat badan terbukti
dapat menormalkan tekanan darah seseorang. Tak heran juga jika para
dokter merekomendasikan para penderita hipertensi untuk rutin
berolahraga dan mempertahankan berat badan idealnya.
4. Obstructive sleep apnea
Orang
yang mengalami obesitas dipastikan juga menderita obstructive sleep
apnea dimana seseorang tak bisa tidur dengan nyenyak dan mendengkur
sekaligus tetap merasa ngantuk di siang hari. Ini sebenarnya adalah
gangguan pernapasan di mana pernapasan seseorang berhenti
sebentar-sebentar saat tidur.
Gangguan tidur ini diketahui juga dapat berujung pada tekanan darah tinggi dan gagal jantung.
5. Encok
Seseorang
yang mengalami obesitas berpeluang empat kali lebih besar untuk
terserang encok. Pasalnya penderita encok mengalami peningkatan kadar
asam urat yang menyebabkan sendi meradang, memerah dan nyeri. Tapi
dengan penurunan berat badan, kadar asam urat dalam darah bisa menurun.
6. Kolesterol tinggi
Salah
satu risiko utama dari kondisi kelebihan berat badan adalah tingginya
kadar kolesterol karena obesitas meningkatkan kadar trigliserida dan
kolesterol 'jahat' (LDL) dalam tubuh. Sebaliknya, kadar kolesterol
'baik' (HDL) dalam tubuh penderita obesitas terhitung lebih rendah dari
orang normal.
Padahal tingginya kadar LDL dan rendahnya HDL
adalah penyebab utama atherosclerosis yang mengakibatkan penyempitan
pembuluh darah dan berujung pada serangan jantung.
7. GERD
Riset
terbaru menunjukkan bahwa obesitas meningkatkan jumlah penderita asam
refluks, karena lemak perut memberikan tekanan tertentu pada cincin otot
di bagian bawah esofagus alias kerongkongan yang biasanya bertugas
mencegah kembalinya asam perut ke kerongkongan. Kondisi ini dapat
menyebabkan heartburn.
8. Osteoarthritis
Kelebihan
berat badan tentu saja memberikan tekanan ekstra pada sendi-sendi tubuh
misalnya lutut, dan konsekuensinya pastilah risiko osteoarthritis
hingga kerusakan sendi.
9. Kanker
Berbagai
riset menunjukkan bahwa obesitas memainkan peran penting dalam
pembentukan sel-sel kanker dan risiko kanker seumur hidup lebih banyak
membayangi orang-orang yang obesitas ketimbang yang berat badannya
normal. Penderita obesitas juga berpeluang lebih tinggi terserang kanker
usus, payudara dan kerongkongan.
10. Gagal jantung
Para
pakar dari penjuru dunia telah membuktikan peningkatan indeks massa
tubuh atau BMI berkaitan dengan tingginya risiko gagal jantung.
No comments:
Post a Comment