Shropshire, Charlotte Foster (23) dari Shropshire, Inggris, dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung dan kerusakan otak akibat adanya penggumpalan darah di paru (pulmonary embolism). Kasusnya menjadi perhatian karena dokter gagal melihat gejala yang menurut investigasi muncul akibat efek samping campuran obat kontrasepsi bernama Dianette.
Tiga minggu sebelum Charlotte meninggal dunia pada bulan Januari 2016 ia sebetulnya sudah menemui dokter dengan keluhan nyeri dan sulit bernapas. Hanya saja saat itu dokter salah mendiagnosa dan malah memberi saran terapi untuk nyeri punggung bawah.
"Ketika saya melihat nyonya Foster hari itu, saya tidak melihat adanya tanda masalah pernapasan atau gejala napas pendek. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda pulmonary embolism akibat trombosis vena dalam," kata dr Simon selaku dokter yang menangani Charlotte seperti dikutip dariBBC, Jumat (29/7/2016).
Charlotte diketahui mengonsumsi Dianette mulai Agustus 2015 untuk melawan masalah jerawat dan juga sebagai kontrasepsi. Pada akhir tahun muncul masalah nyeri dada, punggung, dan sulit bernapas namun masih belum menjadi kekhawatiran.
Ahli koroner John Ellery mengatakan pada saat tersebut gejala serangan jantung dan kerusakan otak sebetulnya sudah mulai dialami oleh Charlotte.
Kasus efek samping ini menimbulkan sejumlah kekhawatiran dan Ellery berencana membawanya ke General Medical Council agar bisa diteliti lebih jauh secara medis.
No comments:
Post a Comment