Ada banyak cara yang dipercaya dapat menentukan jenis kelamin bayi yang
bakal dikandung, termasuk posisi saat bercinta. Benarkah demikian?
"Hingga
saat ini posisi-posisi hubungan seksual tidak bisa menentukan jenis
kelamin bayi yang didambakan oleh pasangan suami istri," tegas dr Andri
Wanananda, MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara, kepada detikHealth, Selasa (8/4/2014).
dr Andri
menjelaskan, sel jantan (spermatozoa) mengandung kromosom (cikal bakal
jenis kelamin) X dan Y, sedangkan sel betina (ovum) mengandung kromosom X
saja.
Bila sperma bersatu dengan ovum akan terjadi 2
kemungkinan, ovum dibuahi oleh sperma yang mengandung kromosom Y, yang
akan terbentuk bayi laki-laki. Bila ovum dibuahi oleh sperma yang
mengandung kromosom X, akan terbentuk bayi perempuan. Jelasnya,
kemungkinan terjadi bayi laki-laki atau perempuan adalah 50/50.
"Kemajuan
ilmu kedokteran biomolekuler akan menentukan teknologi penentuan jenis
kelamin bayi yang diinginkan oleh pasangan suami istri di masa depan,"
tambah dr Andri.
Tapi menurut dr Andri, memang ada beberapa
penelitian yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Misalnya, jika
ingin mendapatkan anak perempuan dikatakan melakukan sanggama 2-3 hari
sebelum masa subur dan memilih posisi misionaris (posisi konservatif
perempuan di bawah, pria di atas). Posisi ini diyakini menciptakan
penetrasi dangkal yang membuat kromosom Y tidak bisa mencapai sel telur.
Sedangkan sanggama mendekati masa subur dipercaya bisa mendapatkan anak
laki-laki.
Pilihan posisi penetrasi dari belakang diyakini
sebagai cara penetrasi yang dalam yang membuat kromosom Y bisa cepat
menuju sel telur dibanding kromosom X.
"Tapi cara-cara seperti ini belum terbukti secara ilmiah," tutup dr Andri.
No comments:
Post a Comment