Setiap orang tua pasti mengajari anaknya tata cara makan yang baik
(table manner) atau cara berbicara yang sopan kepada orang yang lebih
tua. Tapi untuk urusan ranjang, mungkin orang tua takkan ikut campur.
Hanya saja ada beberapa hal tak sopan yang kerap dilakukan pria saat
bercinta.
Berikut beberapa hal tak sopan yang tanpa disadari
sering dilakukan para suami ketika berhubungan intim dengan istrinya,
seperti halnya dikutip dari Askmen, Minggu (30/3/2014).
1. Kesampingkan foreplay
Foreplay
merupakan salah satu bagian terpenting dalam bercinta, utamanya untuk
membahagiakan istri. Apalagi mereka memang tak mudah horny layaknya para
pria.
Ingat foreplay bisa dimulai sejak di luar kamar tidur,
seperti memujinya seksi. Manfaatkan juga berbagai jenis kondom, pelumas
atau mainan seks untuk menyemarakkannya.
2. Klimaks duluan
Pastikan
istri mencapai klimaks terlebih dulu, mengingat faktanya wanita memang
sulit dibuat terangsang apalagi sampai orgasme. Untuk itu Anda
diperbolehkan untuk menggunakan tangan, mulut atau properti lainnya demi
menyenangkan si dia.
3. Ejakulasi dadakan
Di
manapun dan kapanpun, Anda tidak diperkenankan melakukan ejakulasi
secara mendadak. Yang benar adalah istri harus diberitahu terlebih dulu.
4. Jajal variasi seks yang aneh-aneh
Anda
harus mendiskusikannya dulu dengan istri. Tiba-tiba membawa cemeti atau
borgol ke atas ranjang tentu tak hanya membuat dia ketakutan tapi juga
muak kepada Anda, meskipun mungkin ia terbuka dengan ide itu. Dengan berdiskusi, siapa tahu istri juga punya fantasi atau keinginan yang sama untuk mencobanya.
5. Egois
Idealnya,
seks seharusnya sama-sama memuaskan bagi kedua pihak, suami maupun
istri. Meski sulit tapi ini bukannya tidak mungkin didapatkan.
Mungkin
bila suami/istri ingin memberikan kesenangan tanpa meminta balasan,
maka ini tak jadi soal. Tapi akan lebih baik bila ada timbal-balik
antarkeduanya.
6. Tidak bercumbu
Langsung
berdiri setelah berhubungan seksual adalah hal yang tidak sopan.
Walaupun mungkin Anda tidak menyukainya, tapi wanita suka dan berharap
untuk dicumbu setelah bercinta. Dan jika Anda rileks, Anda pun bisa
menikmatinya.
7. Angkat telepon
Tak peduli
Anda tengah menunggu telepon penting dari si bos, usahakan agar telepon
tidak berdering saat Anda intim bersama istri. Hal ini dipastikan akan
merusak mood istri Anda.
8. Merobek bajunya
Gairah
yang menggebu-gebu bisa mendorong Anda untuk melakukan hal apapun, tak
terkecuali merobek baju istri saat berusaha menelanjanginya.
Meski
terlihat seru bila dilihat di film dan ia mungkin tak menyadarinya,
keesokan harinya, istri bisa saja marah mengetahui baju kesayangannya
robek. Kikuk, bukan?
9. Kurang bersih
Sebelum
bercinta, jangan sampai istri melihat Anda dalam keadaan belum mandi,
belum bercukur atau bau mulut. Rajin-rajin membersihkan diri sehingga
bila sewaktu-waktu istri minta jatah, maka Anda tak perlu ijin untuk
mandi dulu karena mood istri bisa keburu pergi.
Mana yang cenderung Anda pilih, sayuran hijau atau daging panggang?
Memilih antara hidangan sehat atau hidangan yang tampak lezat terkadang
menjadi pilihan pelik. Tapi kini ilmuwan telah menemukan solusi agar
orang lebih mudah memilih santapan yang sehat.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa menghirup aroma buah sebelum menentukan santapan yang
akan dimakan membuat otak cenderung memilih makanan sehat. Kondisi
tersebut terutama berlaku pada pilihan sajian penutup atau pencuci
mulut.Sejumlah psikolog dari Universitas Bourgogne, Dijon,
Prancis, merekrut 115 pria dan wanita berusia 18 hingga 50 tahun. Para
partisipan lantas dibagi ke dalam dua kelompok. Untuk menetralkan
anggapan, diinformasikan bahwa partisipan sedang ikut serta dalam sebuah
penelitian tentang komunikasi ketika makan.
Kelompok pertama
diminta duduk di ruang tunggu yang telah diberi aroma pir segar. Sedang
kelompok kedua menunggu di ruangan yang tidak disemproti aroma apa pun.
Lima belas menit kemudian partisipan digiring ke ruangan prasmanan dan
diminta mengambil tiga jenis makanan yang terdiri dari makanan pembuka,
utama, dan penutup.
Setiap hidangan terdiri dari dua pilihan,
yakni hidangan yang dilengkapi sayur atau buah dan yang tidak
dilengkapi. Pilihan yang tersedia, daging olahan atau parutan wortel,
Bolognese atau salmon dengan risotto sayuran, dan kue cokelat atau
kudapan apel.
Rupanya efek aroma pir tidak terlalu sinifikan
dalam menentukan hidangan pembuka atau utama. Namun, terdapat perbedaan
mencolok pada pilihan hidangan penutup.
Tiga dari empat
partisipan yang tidak menghirup aroma pir cenderung memilih sajian
pencuci mulut yang tak sehat seperti roti cokelat. Sedang mayoritas
partisipan dari kelompok yang menghirup aroma pir cenderung memilih
hidangan penutup berupa buah.
"Ini untuk pertama kalinya,
penelitian memberikan bukti ilmiah bahwa aroma buah yang tanpa sadar
dihirup dapat memengaruhi pilihan makanan, membuat partisipan cenderung
memilih makanan penutup yang mengandung buah." Demikian laporan studi
itu, seperti dikutip dari Daily Mail pada Minggu (23/3/2014).
Membawa bekal dari rumah bisa memberikan banyak keuntungan dan juga
manfaat, salah satunya bisa mengatur asupan nutrisi yang cukup. Leonardi
Chandrawibawa (30) bahkan berhasil membuktikan bahwa membawa bekal ke
kantor bisa membantu menurunkan berat badan. Pria kelahiran 5 Agustus 1983 ini menceritakan pengalamannya diet uniknya, seperti ditulis pada Rabu (19/3/2014):
Pada
akhir tahun 2012 saya dan istri melakukan pengecekan kadar lemak dan
massa otot di salah satu pusat kebugaran sekitar rumah. Tidak sesuai
dengan dugaan saya, umur sel saya mencapai 63 tahun dengan usia saya
pada waktu itu 29 tahun, sementara umur sel istri saya 28 tahun dan umur
fisiknya 29 tahun. Semenjak mengetahui hasil pemeriksaan tersebut,
tekad saya untuk melakukan diet semakin kuat.
Saya
kemudian bergabung di pusat kebugaran tempat saya memeriksakan diri.
Agar mencapai hasil yang maksimal, saya menggunakan jasa seorang pelatih
pribadi. Pelatih tersebut memberikan pola makan dan juga latihan yang
harus saya jalani. Memang tidak mudah menjalankan hal tersebut, namun
keinginan saya sangat kuat sehingga saya sanggup menjalani hal tersebut.
Pada
masa awal saya menjalankan diet tersebut, banyak rekan kantor yang
mencemooh saya, tetapi hal itu semakin memotivasi saya untuk membuktikan
bahwa saya bisa melakukannya.
Menu sarapan saya adalah
roti gandum dan juga oatmeal. Untuk makan siang, saya makan nasi merah
beserta sayuran dan lauk-pauk. Jika setelah makan saya masih merasa
lapar, saya akan makan buah-buahan atau roti gandum. Menu makan malam
saya sama dengan makan siang.
Jika pada malam hari saya
masih merasa lapar saya bisa makan susu atau yoghurt rendah lemak atau
buah. Sebenarnya pola makan saya biasa saja, yang saya lakukan hanyalah
mengurangi jajan di pinggir jalan. Lebih baik saya membawa bekal ke
kantor daripada harus jajan sembarangan.
Selain
berolahraga di pusat kebugaran, saya juga melakukan olahraga sendiri
jika sedang keluar kota. Seperti latihan kardio, circuit training,
push-up, atau sit-up.
Pada bulan ketiga saya menjalankan
program ini, sudah ada hasil yang terlihat. Pakaian yang biasa saya
gunakan mulai kebesaran. Setelah 6 bulan menjalankan program ini, berat
badan saya telah turun sebanyak 19 kg. Berat saya yang sebelumnya 91 kg
sekarang menjadi 72 kg. Menurut pelatih pribadi saya, jika kita
melakukan program ini dengan sabar dan disiplin maka kita akan berhasil
menurunkan bobot tubuh.
Siapa tak suka dengan cokelat? Salah satu camilan manis yang populer ini
disukai hampir oleh segala usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Tak selalu memberikan dampak buruk, asupan ini rupanya juga bisa
membantu proses penurunan berat badan. Berminat mencoba?
Marlo
Mittler, MS, RD, ahli diet anak dan remaja di Cohen Children's Medical
Center of New York, Amerika Serikat, mengungkapkan pendapatnya tentang
diet cokelat. Perlu diingat bahwa yang dibicarakan oleh Mittler dalam
hal ini adalah cokelat dengan jenis dark chocolate. Menurutnya meskipun
mungkin terdengar tak biasa, diet ini bisa memberikan dampak positif
yang signifikan.
Penelitian telah menemukan bahwa rutin
mengonsumsi cokelat dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi
risiko penyakit jantung, dan bahkan membantu mengatur insulin.
Penelitian lain juga pernah mengungkapkan bahwa kandungan flavanol dalam
cokelat dapat meningkatkan kesehatan otak pada orang dewasa yang
mengalami penuaan.
Diet cokelat diungkapkan oleh Mittler
berkembang setelah penelitian menyimpulkan bahwa orang yang sering makan
cokelat memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih rendah, jika
dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsinya. Ini terjadi
karena meskipun dikatakan sebagai salah satu camilan manis, cokelat juga
mengandung antioksidan tinggi yang mampu meningkatkan metabolisme
tubuh. Aturan yang perlu diingat adalah mengonsumsinya dalam porsi kecil
dan tak berlebihan.
"Semua yang hobi makan cokelat seringkali
salah mengartikan diet cokelat dengan makan cokelat banyak-banyak.
Padahal tetap perlu penggabungan yang tepat antara menu makanan lain,
kontrol porsi dan kalori, serta olahraga, baru kemudian memasukkan dark
chocolate di antaranya," ujar Mittler, seperti dikutip dari Livescience,
Senin (17/3/2014).
Dark chocolate dalam jumlah kecil dapat
memenuhi keinginan Anda untuk ngemil, memberi Anda sejumlah energi
tambahan dan menurunkan nafsu makan Anda. Jika dikombinasikan dengan
diet seimbang, maka diet cokelat akan terdengar masuk akal. Menurut
Mittler, contoh penerapan diet cokelat yang seimbang adalah sebagai
berikut:
Sarapan: 1 cangkir sereal gandum utuh, 1 cangkir susu skim dan 1 cangkir buah berry.
Camilan pagi: 1 cangkir buah.
Makan siang: 3 iris daging ayam dengan sayuran.
Camilan sore: 200-300 kalori camilan cokelat yang dapat mencakup dark chocolate batang atau shake.
Makan malam: 3 iris daging ikan, sayuran dan 1 cangkir nasi.
Camilan malam: 1 cangkir buah.
"Intinya sederhana, 'diet cokelat' berarti 'memasukkan cokelat dalam diet seimbang sehari-hari," papar Mittler.
Sebagian orang sengaja makan larut malam agar bisa merasa lebih kenyang
saat bangun tidur. Nyatanya, hal yang terjadi justru sebaliknya. Semakin
malam Anda makan semakin lapar saat bangun tidur. Mengapa bisa begitu?
Pusat
nafsu makan berada di inti dalam batang otak dan hipotalamus. Sel-sel
di daerah ini menanggapi kadar glukosa darah untuk impuls saraf yang
timbul dari saluran pencernaan dan berbagai hormon, termasuk hormon
ghrelin, leptin dan tiroid, serta berbagai rangsangan lain.
Fluktuasi
hormon dan kadar glukosa darah mempengaruhi nafsu makan Anda dengan
cara yang dapat diprediksi. Sebagai contoh, tingkat glukosa darah yang
turun atau tingkat ghrelin yang meningkat dapat merangsang rasa lapar,
sementara tingkat kenaikan glukosa atau leptin menekan nafsu makan.
Insulin
adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dalam menanggapi konsumsi
makanan. Insulin merangsang sel-sel dalam hati, jaringan lemak, dan otot
untuk menyerap glukosa dan kemudian membakarnya untuk dijadikan energi
atau disimpan untuk digunakan kemudian. Karena insulin membuat kadar
glukosa menurun, pankreas dan kelenjar adrenal memproduksi hormon
kontra-regulasi, seperti glukagon dan epinefrin.
Pusat-pusat
nafsu makan di otak yang distimulasi oleh penurunan kadar glukosa dan
hormon kontra-regulasi, membuat Anda merasa lapar lagi. Dengan demikian,
semakin banyak insulin yang diproduksi pankreas dalam merespons makanan
yang masuk ke tubuh, maka semakin besar nafsu makan yang ditimbulkan
kembali, seperti dikutip dari Livestrong, Selasa (11/3/2014).
Ketika
Anda makan larut malam, terutama yang kaya gula dan karbohidrat
sederhana, tubuh akan menghasilkan lonjakan insulin dari pankreas.
Setelah selesai, insulin ini mulai mendorong glukosa ke dalam sel,
sebuah proses yang terus berlanjut saat Anda tidur.
Sepanjang
malam, penurunan terus-menerus dalam glukosa darah akan merangsang
pelepasan hormon kontra-regulasi, yang menyebabkan stimulasi pusat nafsu
makan. Itulah sebabnya ketika Anda bangun di tengah malam untuk makan,
maka Anda akan merasa lapar setelah bangun di pagi hari.
TB atau Tuberkulosis adalah penyakit yang menginfeksi saluran pernapasan
dan paru-paru. Gejala umum yang ditemui pada TB antara lain batuk
parah, demam dan kehilangan berat badan secara terus menerus. Lalu, apa
hubungan antara TB dan HIV-AIDS?
Laporan WHO menyebutkan 8,6 juta
orang terjangkit TB pada 2012, dengan 1,3 juta di antaranya meninggal
dunia. Laporan itu juga menyebutkan bahwa 320.000 dari 1,3 juta pengidap
TB yang meninggal tersebut adalah orang dengan HIV-AIDS (ODHA).
Sementara
itu di Indonesia, ada 460.000 kasus TB baru yang terjadi tiap tahun,
dan 3 persen di antaranya juga mengidap HIV. Dirjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof Tjandra Yoga Aditama
mengatakan bahwa hubungan antara HIV dan TB berawal dari TB Latent.
TB
latent atau tuberkulosis laten merupakan kondisi di mana seseorang
mempunyai bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TB pada
tubuhnya, namun bakteri tersebut tidak aktif atau tertidur. Sehingga
mereka tidak merasakan sakit pada saluran pernapasan atau paru-paru
layaknya pengidap TB.
Seperti sudah diketahui secara umum, HIV
adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Jika
pengidap TB Latent tertular HIV, bakteri-bakteri yang tadinya tertidur
atau pasif akan bangun dan aktif menyerang tubuh akibat sistem kekebalan
tubuh yang lemah.
"Jadi dia (TB Lltent) awalnya sehat segar
bugar. Namun kena HIV, sistem kekebalan tubuhnya melemah, bakteri TB
tadi jadinya aktif kembali," terang Prof Tjandra usai acara 2nd Forum
Stop TB Partnership Kawasan Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Mediterania
Timur di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin
(3/3/2014).
Laporan WHO menyebutkan bahwa sepertiga dari total
populasi di dunia merupakan TB Latent. Untuk itu, Menteri Kesehatan
Nafsiah Mboi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjalankan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Dengan PHBS, banyak
penyakit yang bisa dicegah, termasuk TB dan HIV-AIDS. Jangan lupa juga
untuk mengonsumsi obat dengan benar dan teratur," pungkasnya.